Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Wawancara Kepala Bekraf: Sudah Bikin Apa Selama 2 Tahun?

Kompas.com - 30/01/2017, 20:00 WIB
Fatimah Kartini Bohang

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dua tahun lalu, tepatnya pada 29 Januari 2015, Presiden RI Joko "Jokowi" Widodo meresmikan lembaga baru setara kementerian yang dinamakan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf). Bersamaan dengan itu, Triawan Munaf dilantik sebagai Kepala Bekraf.

Tugas utama Bekraf adalah mengelola ekonomi kreatif yang terbagi atas 16 subsektor. Masing-masing adalah aplikasi dan pengembangan permainan, arsitektur, desain interior, desain komunikasi visual, desain produk, fashion, film dan animasi, fotografi, kriya, kuliner, musik, penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, serta televisi dan radio.

Kini, Bekraf telah mencanangkan beberapa program untuk meningkatkan produktivitas ekonomi kreatif sehingga makin berkontribusi pada produk domestik bruto (PDB). Diharapkan PDB Indonesia naik dari 7 persen pada 2015 menjadi 10 persen pada 2019 mendatang.

Ada beberapa program unggulan Bekraf untuk mencapai target itu. Benang merah dari tiap program bertujuan sama, yakni mendorong pertumbuhan ekosistem ekonomi kreatif sehingga sumber daya manusia di Tanah Air mampu berkarya dan menghasilkan produk-produk yang punya daya saing tinggi di kancah internasional.

KompasTekno berbincang-bincang dengan Kepala Bekraf Triawan Munaf beberapa saat lalu untuk mengetahui apa saja hal-hal yang telah, sedang, dan akan dilakukan Bekraf selama satu periode. Berikut videonya.



HKI gratis

Salah satu program unggulan Bekraf adalah pendaftaran dan konsultasi Hak Kekayaan Intelektual (HKI) secara gratis. Program ini diperkenalkan pada awal 2016 lalu untuk memudahkan pelaku industri kreatif dalam hal administrasi dan biaya register HKI.

Sebelumnya, pendaftaran merek saja butuh biaya hingga Rp 3 juta. Belum lagi pendaftaran HKI lainnya yang mencakup hak paten dan hak cipta. Masing-masing butuh biaya berbeda.

Sepanjang 2016, Bekraf memfasilitasi 1.000 pelaku ekonomi kreatif yang belum mendaftarkan HKI. Mekanisme pendaftarannya melalui beberapa acara kreatif yang diadakan sepanjang tahun.

Untuk mengetahui lebih lanjut soal HKI dan bagaimana mekanisme program Bekraf, Anda bisa mengunduh aplikasi mobile bertajuk BIIMA - Info HKI di Google Play Store.

Dana Ekonomi Kreatif

Program unggulan lainnya adalah Dana Ekonomi Kreatif (Dekraf) yang diperkenalkan pada November 2016. Program ini berfungsi sebagai pool of commitment dari berbagai sumber dana dan lembaga keuangan untuk menyediakan dan meningkatkan portofolio pendanaan atau permodalan ke sektor ekonomi kreatif.

Menurut Triawan, ada banyak  ide-ide startup lokal yang potensial dan solutif sehingga harus didukung. Masalahnya, Bekraf sebagai institusi pemerintah belum bisa menghimpun atau memberikan dana secara langsung. Untuk itu, Dekraf bakal memediasi pelaku startup dengan perbankan agar lebih mudah menerima pinjaman.

"Tahun ini kami targetkan Rp 500 miliar pinjaman berbentuk Kredit Usaha Rakyat (KUR) dialokasikan ke pelaku ekonomi kreatif (yang salah satunya startup digital)," kata Triawan.

Program Dekraf memiliki empat skema mediasi pendanaan untuk startup lokal. Selain skema pinjaman bank, ada juga skema hibah, venture capital, dan skema masyarakat dari crowdfunding seperti pasar modal dan filantropi.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com