Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Jokowi Ingin "Vlog" Jadi Mata Pelajaran di Sekolah

Kompas.com - 03/02/2017, 07:53 WIB
Fatimah Kartini Bohang

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden RI, Joko Widodo, mengimbau agar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menambah jurusan-jurusan baru yang mengasah skill di sektor teknologi dan digital. Jika tidak, sumber daya manusia lokal akan terus-menerus tertinggal dan tak mampu berkompetisi di ranah global.

Salah satu jurusan yang dianjurkan Jokowi adalah pengembangan skill membuat video blog atau kerap disebut vlog. Menurut dia, SMK jangan melulu terpaku pada jurusan mesin, bangunan, listrik, dan jurusan lain yang sudah eksis sejak dulu.

"Dunia berubah cepat sekali. Mestinya ada jurusan mengenai jaringan IT, membuat video blog, aplikasi, animasi, yang sedang in," kata Jokowi dalam pembukaan Konferensi Forum Rektor Indonesia, Kamis (2/2/2017), di JCC, Senayan.

Dengan penambahan jurusan-jurusan baru yang relevan dengan tren saat ini, lulusan SMK diharapkan tak lagi cuma jadi buruh di negeri orang. Saat ini, menurut data yang diumbar Jokowi, sebanyak 82 persen TKI yang bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART) di luar negeri merupakan lulusan SMK.

Bikin vlog makin mudah

Kemunculan vlog di internet sebenarnya sudah dimulai sejak lima hingga enam tahun lalu. Namun tren vlog sendiri menjadi masif pada akhir 2015 dan terus berlanjut sepanjang 2016 hingga kini.

Hal ini tak lepas dari berbagai faktor yang mendukung terciptanya ekosistem video mobile. Pertama, infrastruktur jaringan internet semakin baik sehingga netizen lebih mudah mengeksplor tayangan video via smartphone di mana pun dan kapan pun.

Kedua, para vendor smartphone berbondong-bondong melahirkan perangkat yang sesuai dengan kebutuhan untuk membuat vlog. Mereka menawarkan kamera depan dengan sensor bermegapiksel besar dan teknologi stabilizer untuk mencegah guncangan ketika merekam video.

Sebut saja beberapa perangkat yang bisa dibilang "vlog ready" seperti Oppo F1s, Vivo V5, LG G5, Samsung Galaxy S7, iPhone 6 ke atas, dan flagship lainnya yang berseliweran di pasaran.

Netizen tak perlu mengeluarkan modal mahal untuk membeli kamera demi menjadi vlogger. Cukup menggunakan smartphone, netizen bisa mengabadikan momen apa saja untuk dikaryakan dan dimonetisasi lewat platform berbagi video YouTube.

Vlogger kini tak ubahnya pekerjaan profesional dengan pendapatan relatif tinggi, sesuai dengan banyaknya subscribers dan views. Para pengiklan kerap mengajak vlogger tenar untuk bekerja sama melakukan kampanye pemasaran produk.

Lama-kelamaan, peran vlogger bisa dibilang serupa dengan artis di layar kaca. Bedanya, vlogger tak perlu didistribusikan lewat manajemen artis karena mekanisme kerjanya individualis dan mandiri.

Selain jurusan vlog, aplikasi, dan animasi, Jokowi juga berharap SMK bisa menyediakan jurusan retail untuk toko online (e-commerce). Lagi-lagi, hal ini merujuk pada tren global.

"Kalau ada jurusan online store kita bisa mendidik anak-anak kita untuk membangun sebuah platform. Bagaimana Alibaba bisa membangun sebuah logistic platform dan retail platform yg sangat besar sekali dengan ratusan juta pengunjung seperti itu," ia menjelaskan.

Baca: Video Wawancara Kepala Bekraf: Sudah Bikin Apa Selama 2 Tahun?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com