Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendag Bicara soal "E-commerce" dan Tawaran Menggiurkan Alibaba

Kompas.com - 08/02/2017, 17:02 WIB
Reza Wahyudi

Penulis

AMBON, KOMPAS.com - Pemerintah disebut sedang menyiapkan mediator untuk perdagangan melalui internet. Mediator untuk e-commerce ini diharapkan menjadi jembatan antara penjual dan pembeli di Indonesia.

Mediator diharapkan bisa mengatasi dua masalah yang sering muncul saat bertransaksi online di tanah air.

Masalah pertama, pada saat pembeli akan melakukan pembayaran, apa jaminannya bahwa barangnya sesuai dengan kualitas dan gambar yang disajikan. Yang kedua, untuk penjual yang mengirim dagangannya, siapa yang menjamin uangnya akan dibayar.

"Satu hal yang sedang kami upayakan adalah mediatornya (transaksi online). Keberhasilan Alibaba adalah di Alipay. Tanpa itu, ini tidak akan berjalan," ujar Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita dalam seminar "Menyatukan Negeri melalui Layanan Digital", di Ambon, Rabu (8/2/2017).

Dengan kehadiran sebuah mediator, yang dimaksud Enggar, diharapkan dapat memberikan kepastian kepada penjual mendapatkan pembayaran dari konsumen. Untuk pembeli pun tidak perlu khawatir uangnya tidak kembali jika barang yang dibeli tidak sesuai pesanan.

Menurut Enggar, mediator yang akan menjadi jembatan transaksi online ini sangat diperlukan karena luasnya wilayah Tanah Air di mana transaksi perdagangan tidak selalu dapat dilakukan secara tatap-muka.

"Jika ini bisa dijembatani, maka kita bisa bayangkan kita memotong mata rantai perdagangan yang membentuk harga. Mediator ini yang harus kita siapkan," kata Enggar di panggung acara hasil kerja sama Harian Kompas dan Telkomsel.

Menurut Enggar, mediator ini harus segera dibuat. Jika tidak, Alipay dari China akan masuk dan berbagai perusahaan besar lainnya akan masuk.

Baca: Bos Alibaba Jadi Penasihat E-commerce Indonesia

"Kami berkejar-kejaran dengan waktu, karena kita tidak bisa menghentikan itu tetapi kami tidak mau itu terjadi. Karena kami mau kita jadi tuan rumah di negeri sendiri," tambah Enggar.

Embrio dari mediator ini, menurut Enggar, akan terlaksana dalam waktu dekat dalam skala "agak cukup besar". Prioritasnya adalah dari produk-produk IKM (industri kecil menengah) yang telah terseleksi dan menjalani proses pendampingan dari berbagai kementerian.

"Yang kedua, kita juga sudah ada kerja sama dengan Alibaba dan penawarannya menarik sekali," kata Enggar.

Penawaran ini datang langsung dari pendiri Alibaba Jack Ma saat bertemu dengan Presiden Jokowi tahun 2016 lalu. Menteri Enggar turut hadir dalam pertemuan tersebut mendampingi Presiden.

Dalam pertemuan itu, Jack Ma menyebutkan akan memberi perlakuan khusus saat Alipay dipakai untuk perdagangan online di Indonesia. Ia menjanjikan membebaskan biaya layanan Alipay untuk usaha di bawah 1 juta dollar AS. Namun, Jokowi tidak memberikan tanggapan apa pun. Setelah itu, Presiden meminta untuk menimbang lebih dulu dengan menghitung untung-ruginya untuk Indonesia.

"Karena begitu dia (Alibaba) satu juta, yang sama equal treatment antara kita dengan mereka, habis kita. Karena jumlahnya yang senilai satu juta dollar AS di China jauh lebih banyak dari kita," kata Enggar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com