Embrio dari mediator ini, menurut Enggar, akan terlaksana dalam waktu dekat dalam skala "agak cukup besar". Prioritasnya adalah dari produk-produk IKM (industri kecil menengah) yang telah terseleksi dan menjalani proses pendampingan dari berbagai kementerian.
"Yang kedua, kita juga sudah ada kerja sama dengan Alibaba dan penawarannya menarik sekali," kata Enggar.
Penawaran ini datang langsung dari pendiri Alibaba Jack Ma saat bertemu dengan Presiden Jokowi tahun 2016 lalu. Menteri Enggar turut hadir dalam pertemuan tersebut mendampingi Presiden.
Dalam pertemuan itu, Jack Ma menyebutkan akan memberi perlakuan khusus saat Alipay dipakai untuk perdagangan online di Indonesia. Ia menjanjikan membebaskan biaya layanan Alipay untuk usaha di bawah 1 juta dollar AS. Namun, Jokowi tidak memberikan tanggapan apa pun. Setelah itu, Presiden meminta untuk menimbang lebih dulu dengan menghitung untung-ruginya untuk Indonesia.
"Karena begitu dia (Alibaba) satu juta, yang sama equal treatment antara kita dengan mereka, habis kita. Karena jumlahnya yang senilai satu juta dollar AS di China jauh lebih banyak dari kita," kata Enggar.
Seperti diketahui, produk-produk asal China sudah membanjiri pasar Indonesia. Apalagi nanti jika Alibaba dan pembebasan biaya Alipay diboyong ke tanah air, produk-produk lokal akan makin tergilas.
Untuk itu, Enggar meminta para IKM memperkuat produk-produknya agar bisa bersaing dengan pasar dari luar.
"Globalisasi, menyatukan dengan digital ini memang tidak bisa kita hindari. Yang bisa kita lakukan perkuat domestik, sama dengan seluruh produk-produk kita di dalam menghadapi perang dagang
Menurut Enggar, Indonesia harus memperkuat diri sendiri dengan cara melindungi pasar domestik kita.
"Caranya dengan memperbaiki industri kita sendiri dan meningkatkan transaksi penjualan, salah satunya dengan online," ujar Enggar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.