Dodi tak memberi tahu Nurfadhilla tentang rencana kedatangannya karena sengaja ingin memberi kejutan. Setelah duit terkumpul dan izin cuti digenggam, ia segera berangkat ke Negeri Singa.
Waktu itu Nurfadhillah sedang bekerja jaga malam di bandara Changi, Singapura. Dodi sudah tahu jadwalnya dan sabar menunggu hingga Nurfadhillah menyelesaikan pekerjaannya.
"Kami akhirnya bertemu setelah Nurfadhilla selesai bekerja. Saya tak merasa canggung sama sekali karena tak ada perbedaan antara komunikasi kami di dunia maya dan nyata," kata Dodi.
Tanpa perlu banyak kata dan pengakuan, malam itu keduanya sama-sama tahu bahwa mereka sudah pacaran.
Pernikahan lintas budaya
Pertemuan pertama memberi kesan mendalam bagi Dodi dan Nurfadhillah. Mereka makin serius berkomitmen dan makin sering mengunjungi satu sama lain.
Mereka bertemu kira-kira tiga bulan sekali. Kadang Dodi yang ke Singapura, tak jarang pula Nurfadhillah yang ke Jakarta. Waktu-waktu kunjungan itu sekaligus digunakan untuk beradaptasi dan mengenal lebih jauh tentang budaya dan keluarga masing-masing.
Nurfadhillah asli Melayu, sementara Dodi adalah orang Indonesia. Tentu ada perbedaan yang perlu dipelajari secara matang sebelum beranjak ke jenjang hubungan yang lebih serius.
"Satu tahun pacaran, tahun 2004 saya ke Singapura untuk melamar Nurfadhillah. Kami tunangan pada bulan November, lantas menikah pada Desember 2005," Dodi bercerita.
Sebelum menikah, Dodi mengurus kepindahannya ke Singapura. Kebetulan perusahaan tempat ia bekerja saat itu punya cabang di negeri tetangga. Namun apa daya, setelah menikah, kantor cabang di Singapura harus tutup.
"Akhirnya sampai sekarang saya dan istri masih menjalani hubungan jarak jauh," Dodi berucap lirih. Meski demikian, Dodi tak menutup kemungkinan untuk menjajaki pekerjaan di Singapura di masa mendatang.
"Saya masih terus menjajaki peruntungan di Singapura, tapi saat ini rezeki saya masih di Indonesia," kata dia.
Jauh di mata, dekat di hati dan layar smartphone
Terlepas dari jauhnya jarak yang membentang antara Jakarta dan Singapura, Dodi masih bersyukur. Ia merasa merasa tetap dekat dengan sang istri berkat perkembangan teknologi yang semakin canggih.
"Sekarang semuanya mudah. Saya bisa video call pakai Skype langsung dari smartphone kalau mau melihat istri kapan pun dan di mana pun," ucapnya.