Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wikileaks Bocorkan Berbagai Alat Penyadap Milik CIA

Kompas.com - 12/03/2017, 10:02 WIB
Yoga Hastyadi Widiartanto

Penulis

Sumber ZDnet, BBC

KOMPAS.com - Organisasi yang terkenal kerap membocorkan dokumen rahasia pemerintah, Wikileaks, mengumumkan keberadaan berbagai alat yang dipakai Central Intelligence Agency (CIA) untuk menyadap berbagai gadget.

Alat tersebut berupa malware hasil pengembangan sebuah tim elit khusus pengembangan software, Engineering Development Group (EDG). Jenisnya malware-nya bermacam-macam, mulai dari backdoors, exploit atau celah keamanan, payloads, trojan, hingga virus komputer.

Informasi yang dilansir KompasTekno dari ZD Net, Minggu (12/3/2017), dokumen yang bocor menyebut CIA memakai berbagai malware buatan tim itu untuk menuntaskan misi mereka di seluruh dunia.

Totalnya, tim EDG sudah membuat ribuan malware yang bisa dipakai menyusup ke berbagai perangkat genggam, teknologi, serta software. Mereka menggunakan program jahat ini untuk mengetahui lokasi pengguna, membaca pesan teks, mendengarkan pesan suara, bahkan sampai menyalakan microphone dan kamera smartphone.

Salah satu data dalam bocoran dokumen pun menyebut bahwa tim ini fokus pada upaya menjebol keamanan dan enkripsi macam-macam tipe iPhone, iPad serta Android.

Data lain menyebut bahwa ada lusinan celah keamanan yang masih bisa dipakai oleh instansi pemerintah AS untuk menyadap atau memata-matai pengguna perangkat buatan Apple. Beberapa celah keamanan dalam data itu tampaknya ada di iOS 9 yang dirilis pada 2015 silam.

Ada juga rincian mengenai nama dan pemasok berbagai malware yang khusus digunakan untuk menyusup ke sistem operasi Android. Beberapa di antara malware yang disebutkan adalah SwampMonkey, EggsMayhem, serta DugTrio.

Kemudian ada disbutkan juga sejumlah celah keamanan yang ada di sistem operasi Windows untuk komputer desktop dan server, Mac, komputer bersistem Linux, serta software perusahaan seperti VMware.

Detil mengenai asal usul seluruh data, nama dan rincian peralatan peretas di Wikileaks itu masih belum jelas.

Baca: Anak SMA Bobol E-mail Orang Nomor Satu CIA

Namun tahun lalu, sebuah kelompok bernama ShadowBrokers dituding berhasil menggondol alat peretasan milik NSA. Kemudian beberapa waktu setelahnya, Wikileaks mengumumkan telah mendapatkan seluruh cache data serupa.

Juru bicara CIA enggan berkomentar mengenai keaslian dokumen atau isi dokumen yang dibocorkan oleh Wikileaks tersebut. Sementara itu sejumlah perusahaan teknologi yang pemilik produk yang disebutkan dalam bocoran tersebut langsung bereaksi.

Jawaban Apple, Samsung, hingga Microsoft

Dokumen Wikileaks mengenai alat peretas CIA membuat sejumlah perusahaan teknologi bereaksi. Perusahaan-perusahaan ini khawatir jika para penggunanya merasa bahwa barang yang dibelinya tidak aman untuk dipakai dan disusupi software mata-mata.


Apple, menyatakan kekhawatiran ini dengan sangat detil dan mengungkap bahwa celah keamanan yang disebutkan oleh Wikileaks memang ada. Namun mereka memastikan celah itu sekarang sudah ditutup dan tidak bisa dipakai menyadap lagi.

“Analisi awal kami memang mengindikasikan sebagian masalah yang disebutkan dalam bocoran dokumen itu sudah diatasi melalui perilisan iOS terbaru. Kami akan bekerja cepat dan memantau masalah keamanan apapun yang kami temukan,” demikian penjelasan resmi Apple, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari BBC.

Samsung juga tak ketinggalan angkat bicara. Pasalnya, seluruh televisi seri F8000 buatannya disebut mengandung alat peretas berbasis koneksi USB. Alat peretasan tersebut merupakan hasil kerja sama pengembangan dengan departemen intelijen Inggris, MI5.

“Samsung memprioritaskan privasi pengguna. Kami sadar dengan adanya laporan yang meragukan itu dan saat ini sedang menyelidikinya,” ujar perusahaan asal Korea Selatan tersebut.

Baca:Menkominfo Bantah Ada CIA di Badan Cyber Nasional

Microsoft mengatakan hal serupa Samsung, yakni sudah mengetahui laporan itu dan sekarang sedang berusaha menyelidikinya. Sementara itu Linux meyakinkan pengguna bahwa berbagai masalah keamanan yang menimpanya selalu diatasi dengan cepat.

“Linux adalah sistem operasi yang dipakai banyak orang, wajar saja kalau ada banyak negara atau departemen tertentu yang ingin menyadapnya. Tapi rilis pembaruan keamanan dari komunitas open source kami tergolong cepat dan masalah keamanan tersebut diperbaiki lebih cepat,” ujar Chief Technology Officer The Linux Foundation, Nicko van Someren.

Sementara itu Google menolak berkomentar mengenai kemungkinan CIA menyusup dan mengendalikan sistem operasi Android di berbagai perangkat yang memakainya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com