Belum Disentuh, Tanah Eks Yahoo Dijual Perusahaan China

KOMPAS.com - Perusahaan gadget asal China LeEco disinyalir batal membangun markas baru di Silicon Valley, Amerika Serikat dalam waktu dekat ini. Pasalnya lahan 19,8 hektar yang merupakan calon tempat berdirinya markas tersebut kini justru dijual.

Penjualan lahan tersebut dilakukan hanya berselang setahun setelah LeEco membelinya dari Yahoo. Harga yang ditawarkan pun dikabarkan tak berubah jauh dibanding saat LeEco membelinya.

Sebagaimana dilansir KompasTekno dari Engadget, Senin (20/3/2017), pembeli lahan tersebut adalah sebuah grup perusahaan pengembang asal China, Genzon. Mereka dikabarkan membeli tanah milik LeEco itu seharga 260 juta dollar AS atau sekitar Rp 3,4 triliun.

Nilai pembelian Genzon hanya terpaut 10 juta dollar atau sekitar Rp 133,2 miliar dibanding harga yang mesti dibayarkan LeEco saat membeli tanah itu dari Yahoo.

Genzon sendiri telah mengonfirmasi sedang melakukan negosiasi mengenai pembelian tanah di Silicon Valley itu. Namun mereka enggan bicara lebih jauh dan sama sekali tidak mengungkap  harganya. Di sisi lain, LeEco hanya mengatakan bahwa saat ini mereka tidak berencana mengumumkan informasi apa pun.

Sekadar diketahui, pada tahun lalu LeEco berencana melakukan ekspansi pasar ke AS. Demi tujuan tersebut, perusahaan asal China ini membeli sebuah lahan seluas 19,8 hektar milik Yahoo di Silicon Valley.

Lahan itu tadinya akan dipakai mendirikan markas yang diberi nama EcoCity dan mewadahi 12.000 orang pekerja.

Sayangnya, LeEco perhitungan LeEco kurang matang. Mereka terlalu cepat melakukan ekspansi sehingga uangnya nyaris terkuras habis.

Kini, alih-alih menjalankan ekspansi, perusahaan asal China itu justru mengurangi jumlah pekerjanya di AS, India dan China. Produk berupa mobil elektrik EV, yang merupakan hasil kerja sama LeEco dengan Faraday Future pun kemungkinan tidak akan diluncurkan.

Baca: Mengenal LeEco, Pembuat Smartphone, TV 4K, dan Mobil Otonomos