Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Qualcomm Ingin Blokir Impor iPhone?

Kompas.com - 04/05/2017, 10:13 WIB
Yoga Hastyadi Widiartanto

Penulis

Sumber Bloomberg

KOMPAS.com - Apple dikabarkan telah memutuskan untuk berhenti membayar biaya lisensi chip smartphone kepada Qualcomm. Keputusan tersebut membuat Qualcomm berang dan mengajukan permohonan untuk memblokir impor iPhone.

Menurut sumber, Qualcomm rencananya akan mengajukan permintaan pemblokiran itu pada Komisi Perdagangan Internasional (ITC) yang ada di Washington D.C, Amerika Serikat (AS).

Sebagaimana dilansir KompasTekno dari Bloomberg, Kamis (4/5/2017), jika permintaan pemblokiran itu dipenuhi maka Apple tidak akan bisa memasukkan iPhone ke AS. iPhone sendiri selama ini selalu diproduksi di Asia, bukan di AS.

ITC sendiri memiliki kuasa untuk melakukan pemblokiran impor produk ke AS. Bahkan, instansi ini bisa melakukannya lebih cepat dibandingkan pengadilan distrik federal.

Namun sementara waktu ini pengajuan pemblokiran tersebut baru sebuah rencana saja. Sumber yang mengungkap niat Qualcomm itu tak menyebutkan kapan pemblokiran itu akan benar-benar diajukan.

Sebelumnya, Apple dan Qualcomm berselisih paham mengenai paten terkait transmisi data. Paten tersebut berada di tangan Qualcomm.

Namun paten yang satu ini bersifat unik karena membuat Qualcomm bisa menarik royalti dari smartphone apapun yang memiliki koneksi data. Meskipun smartphone itu tidak memakai chip buatan mereka.

Apple merasa paten tersebut tidak adil dan menganggap Qualcomm telah memakai hak lisensinya secara ilegal demi menolong pengembangan unit bisnis semiconductor.

Perselisihan tersebut kemudian makin panas karena keputusan Apple untuk berhenti membayar lisensi teknologi terkait ke Qualcomm.

Baca: Qualcomm Gugat Balik Apple

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Bloomberg
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com