KOMPAS.com - "Hai semua apa kabar hari ini? Aku sekarang lagi di commuterline, mau ke kampus. Hari ini outfit yang aku pakai sederhana saja, begitu juga dengan dandanan. Aku sengaja pakai make-up merk XYZ yang cocok untuk usiaku," ujar seorang gadis berusia 21 tahun sambil menghadap kamera depan ponsel sambil melakukan siaran langsung.
Orang yang ada di sisinya atau bagian depan tepat perempuan ini duduk boleh saja terheran-heran. Pasalnya, orang yang sedang berbicara pada kamera ponsel tersebut bukanlah presenter atau selebriti, melainkan orang biasa.
Akan tetapi pemandangan ini sudah jamak. Terlebih lagi bila Anda berada di Ibu Kota. Rekaman kamera ponsel tadi terhubung dengan akun media sosialnya dan bisa langsung ditonton oleh teman-teman yang mengikutinya.
Merk make-up yang disebutkannya tadi pun adalah pesanan sponsor karena dia adalah seorang selebriti media sosial.
Ya, lewat kemudahan teknologi siapapun tak perlu menjadi orang penting terlebih dahulu untuk melaporkan segalanya. Lalu, apa tujuannya?
Keberadaan media sosial saat ini lekat dengan keseharian masyarakat. Karena itu, wajar kalau banyak orang merasa perlu melaporkan aktivitasnya pada teman-teman yang terdaftar mengikuti akun media sosialnya.
Fenomena
Pada dasarnya, siaran langsung atau live streaming merupakan istilah yang biasa dipakai media televisi saat ada laporan atau kejadian penting yang menyangkut kepentingan orang banyak.
Penggunaannya kemudian berkembang saat ada teknologi dan fitur media sosial yang memungkinkan pengguna melaporkan langsung aktivitas atau suatu kejadian lewat unggahan video secara langsung dengan berbekal internet.
Tak seperti unggahan video dalam galeri, Insta Story tidak bersifat kekal sehingga dalam waktu tertentu, unggahan dapat terhapus dengan sendirinya.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan