Virus ini mampu mengakses nama kontak dari daftar software e-mail Microsoft Outlook. Jika pengguna membuka pesan “I Love You” di e-mail, ancaman itu akan mereplikasi diri dan mengirimkan pesan ke kontak di Outlook.
Penerima yang tidak tahu apa yang terjadi akan membuka dokumen tersebut yang mengakibatkan sebagian besar file ditimpa virus tersebut.
Baru "mainstream"
Ransomware sejatinya bukan "barang" baru di dunia cyber. Namun, tampaknya, para penjahat cyber baru menyadari bahwa program jahat ini lebih "mudah" digunakan untuk mendapatkan penghasilan ketimbang virus yang notabene hanya membuat komputer korban rusak.
Apa sebenarnya virus ransomware itu? Sama seperti namanya, program jahat itu mampu menyandera data yang ada di komputer korban. Data-data yang ada dienkripsi sehingga tidak bisa dibaca oleh sistem.
Untuk membuka enkripsi itu, korban harus memasukkan password yang bisa didapatkan dengan membayar sejumlah uang tertentu kepada si penyandera data.
Sebagaimana KompasTekno rangkum dari NYTimes, Minggu (14/5/2017), ancaman berumur satu dekade itu sebenarnya sudah bertahun-tahun "menghantui" individu atau perusahaan. Meski begitu, kisah ransomware baru benar-benar banyak didengar sejak peristiwa WannaCry.
Si penjahat di kasus WannaCry meminta uang senilai 300 dollar AS atau sekitar Rp 4 juta dalam mata uang Bitcoin. Cukup kecil untuk ukuran perusahaan. Namun, skala kasus virus WannaCry begitu besar, membuat para penjahat diyakini mampu meraih uang dalam jumlah sangat besar.
Kasus virus WannaCry sendiri diketahui menimpa beberapa rumah sakit besar di Indonesia. Selain itu, di belahan negara lain, ransomware jenis ini menyebar ke perusahaan FedEx di AS, rumah sakit di Inggris, perguruan tinggi di China, hingga lembaga pemerintah di Rusia.
Perusahaan otomotif raksasa Renault pun mengaku bahwa cabang perusahaan di Perancis juga tertular WannaCry. Pabrik Renault di Slovakia pun terpaksa ditutup untuk sementara karena masalah tersebut.
Baca: Ini Ciri-ciri Komputer Windows yang Terinfeksi Ransomware WannaCry
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.