Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video 23.000 Ponsel Oppo Dipreteli dan Digilas untuk Dimusnahkan

Kompas.com - 20/05/2017, 12:48 WIB
Oik Yusuf

Penulis

KOMPAS.com - Oppo Indonesia memusnahkan sebanyak 23.000 smartphone-nya yang rusak atau sudah tidak bisa diperbaiki di pusat servis.

Puluhan ribu perangkat yang mencakup unit ponsel, kemasan, dan aksesori itu diserahkan ke fasilias pengolahan limbah PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLi) di Cileungsi, Bogor.

Tipe smartphone yang dimusnahkan termasuk model-model andalan seperti seri R, seri N, Find 7, serta yang terbaru F1 Plus. Jumlah smartphone rusak tersebut merupakan akumulasi selama 4 tahun dari periode 2013 hingga 2016.

Sejumlah wartawan dari Jakarta, termasuk KompasTekno, diundang untuk menyaksikan secara langsung proses pemusnahan tersebut pada Rabu (17/5/2017).

Baca: Melihat dari Dekat Penghancuran 23.000 Ponsel Oppo

Proses pemusnahan dimulai dengan pemisahan antara unit dan aksesori dengan kemasan. Setelah dipreteli, aneka elektronik itu dihancurkan dengan cara digilas.

Selanjutnya, serpihan-serpihan smartphone itu direndam dalam larutan konsentrat garam selama tiga hari untuk menghilangkan kandungan listrik.

Keseluruhan proses pemusnahan 23.000 perangkat diperkirakan bisa memakan waktu hingga 2 atau 3 minggu. Limbah akhirnya akan ditanam di landfill yang disediakan secara khusus di lokasi.

KompasTekno merekam video pemusnahan perangkat Oppo di fasilitas PPLi. Seperti apa prosesnya? Simak tayangan selengkapnya di tautan berikut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com