“Saya disuruh bikin program komputer selama dua hari. Kalau bagus baru dipanggil wawancara,” ia menjelaskan.
Menurut Amanda, tim Google saat itu masih sedikit dan justru lebih selektif dalam memilih anggota baru. Tahun itu juga, jumlah Googlers yang berasal dari Indonesia bisa dihitung jari.
“Sekarang timnya sudah banyak, dari Indonesia juga tambah terus,” ujar lulusan University of Texas dan Carnegie Mellon University itu.
Mau pulang ke Indonesia?
Posisi Amanda sekarang di Nest terhitung strategis. Ia pun mengaku nyaman bekerja di Google dengan suasana yang kasual, santai, kreatif, dan sehat.
Ketika ditanya apakah berniat pulang ke Indonesia, Amanda terkekeh. Ia tak serta-merta menolak, tapi belum punya rencana demikian untuk saat ini.
“Itu membutuhkan pertimbangan panjang,” ia berdalih.
Amanda pun mengindikasikan bahwa kontribusinya ke Tanah Air tak harus dalam bentuk pulang ke Indonesia. Ia mengatakan bersedia diminta konsultasi jika dibutuhkan.
“Kalau lagi liburan di Indonesia saya senang sekali ngobrol-ngobrol dengan teman-teman di sana,” kata dia.
“Kadang perlu ada orang Indonesia yang terjun langsung di industri (luar),” ia menambahkan.
Ketika ditanya apakah berniat membuat startup sendiri, Amanda pun enggan memberi kepastian. Menurut dia, jika ingin mengembangkan startup, perlu ada persiapan yang benar-benar matang.
“Jika saya benar-benar punya ide yang tajam dan tahu bagaimana mengembangkannya, saya akan bikin. Tapi untuk sekarang saya masih mau berinovasi di Google,” ia memungkasi.
Baca: Cerita Mengikuti Google I/O 2017, dari Workshop hingga After Party
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.