Dari judul-judul tersebut, yang paling terasa menguras kinerja serta daya baterai adalah World of Tanks, Clash Royale, dan Fallout Shelter. Kami mencoba memainkan ketiga game tersebut secara bergantian dengan baterai masih 100 persen. Saat itu masih jam 16.30 sore.
Setelah sekitar dua jam, baterai hanya berkurang lebih kurang 20 persen saja. Kami kemudian berhenti memainkan game, beralih dengan kegiatan menjelajah internet, membaca situs-situs, membuka media sosial, mengedit foto, hingga akhirnya membiarkan ponsel dalam kondisi stand by di sekitar jam 10.00 malam.
Selanjutnya pada pagi hingga siang hari, pemakaian yang dilakukan cenderung ringan. Hanya sesekali membuka media sosial atau mengunjungi situs tertentu, tanpa memainkan game. Dengan cara pemakaian seperti ini, pada jam 14.00 siang, baterai LG G6 masih tersisa 10 persen.
Dalam kondisi lain, misalnya saat kami memakai LG G6 di sepanjang jalur Trans Flores, Nusa Tenggah Timur, daya tahan baterai rata-rata 12 jam saja. Saat itu aplikasi yang kerap dipakai adalah media sosial, Google Maps, WhatsApp, Line, dan adakalnya membuka game Clash Royale atau Fallout Shelter.
Namun kondisi sinyal di sepanjang jalan tidak stabil. Adakalanya mendapatkan 4G, adakalanya sinyal turun menjadi 3G, 2G, bahkan hilang selama beberapa jam.
Pemaparan tersebut sebagai referensi saja karena pada dasarnya daya tahan baterai memang tergantung pada intensitas penggunaan smartpone dan berbagai faktor lain. Kapasitas baterai LG G6 sendiri hanya 3.300 mAh.
Kamera Unggul
LG G6 dibekali dengan dua kamera utama yang masing-masing memiliki resolusi 13 megapiksel. Sedangkan kamera depannya berupa kamera tunggal dengan ketajaman 5 megapiksel.
Kamera LG G6, baik kamera depan maupun belakang, sama-sama memberi hasil pemotretan yagn baik, unggul digunakan dalam kondisi cahya berlimpah, menghasilkan gambar yang detil, serta kontras dan saturasi yang pas.
Foto menggunakan mode tele dan wide sama-sama memberikan detil, saturasi, dan kontras yang memuaskan. Kelebihan kamera ini adalah warna yang dihasilkan cenderung mendekati kenyataan.
Hasilnya foto yang dijepret menggunakan kamera utama LG G6 cenderung penuh dengan noise, detil yang seolah berlumpur saat di zoom, dan warna yang terlihat pudar.
Secara garis besar, kami menyimpulkan bahwa kamera LG G6 bisa diandalkan dan menghasilkan foto dengan kualitas detil, warna, saturasi serta kontras yang baik.
Kelebihan lainnya adalah mode auto-HDR yang disematkan pada kamera utama itu. Bila kondisi pencahayaan ekstrim, misal ada bagian gelap di foreground sedangkan backgroud terdapat cahaya terang, maka pengguna HDR ini dapat aktif secara otomatis.
Efek HDR akan secara otomatis mengoreksi shadow agar menjadi lebih terang dan background agar lebih gelap. Koreksi shadow ini ada dalam tahap yang berimbang, cukup untuk memperlihatkan detil objek dan tetap menjaga gradasi dari terang ke gelap di bagian tersebut.
Contohnya dapat dilihat dari kedua foto di bawah ini. Foto pertama memperlihatkan kondisi foreground yang gelap, sebagai kompensasi untuk mengelola background agar tidak over expose dan kehilangan detil.
LG G6 bukan cuma handal dalam urusan menangani aplikasi dan jepretan kamera. Smartphone pamungkas LG ini juga dibekali dengan fitur audio Quad Digital-to-Analog Converter (DAC) untuk mengolah kualitas suara yang keluar dari earphone, headphone atau speaker.
Seperti diketahui DAC merupakan alat untuk mengolah sinyal audio digital menjadi sinyal audio analog. Cara demikian membuat kualitas suara yang didengar oleh pengguna meningkat. Misalnya menjadikan suasana panggung lebih terasa, bass lebih dalam, posisi instumen musik dapat dirasakan hingga memunculkan detil-detil suara instrumen.
Tentu saja peningkatan kualitas audio itu membutuhkan syarat selain keberadaan Quad DAC. Syarat tersebut adalah file musik yang dimainkan di LG G6. Pengguna mesti memakai file musik lossless atau tanpa kompresi agar dapat merasakan kualitas Quaq DAC secara maksimal.