Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uber Minta Maaf dan Umbar Langkah Baru

Kompas.com - 18/06/2017, 11:13 WIB
Fatimah Kartini Bohang

Penulis

Sumber ENGADGET

KOMPAS.com - Masalah bertubi-tubi menimpa layanan ride-sharing Uber. Bermula dari kasus seksis yang mencuat pada Februari lalu, hingga video sang CEO Travis Kalanick memarahi salah satu sopir.

Bahkan, ketika Uber hendak beritikad baik, ada saja celah negatifnya. Misalnya ketika dewan direksi mengadakan rapat untuk menuntaskan masalah seksis, salah satu anggota justru melontarkan kalimat seksis dan kembali menuai kontroversi.

Atas segala keburukan dan citra negatif yang dibangun, Uber meminta maaf kepada para pengguna yang belum sempat ikut gerakan #DeleteUber alias “hapuskan Uber” di New York, Amerika Serkat.

Uber menyebar e-mail yang mengindikasikan penyesalan atas apa yang telah terjadi. Layanan berbasis San Francisco tersebut mengaku telah gagal dan akan membenahi diri.

“Ukuran kesuksesan kami adalah kepuasan penumpang, sopir, dan para pekerja. Kami sadar kami tak mencapai itu,” begitu tertera dalam penggalan surat elektronik, sebagaimana dihimpun KompasTekno, Minggu (18/6/2017) dari Engadget.

“Sebagai perusahaan, kami sangat cepat berkembang dan gagal memprioritaskan orang-orang yang telah membantu kami sampai ke titik ini,” tertulis demikian.

Langkah selanjutnya

Selanjutnya, surat itu berisi beberapa langkah radikal Uber untuk memperbaiki segala kesalahannya. Salah satunya, Uber akan meningkatkan akuntabilitas para pegawai dan pejabat dengan membentuk divisi bernama “Ethics and Culture”.

Dewan direksi juga akan dimasuki beberapa nama independen. Begitu pula di jajaran eksekutif yang akan dikaji dan beberapa diganti. CEO Travis Kalanick pun untuk sementara waktu berhenti dari jabatannya.

Dalam rangka menjunjung keberagaman dan menghindari diskriminasi kelompok tertentu, Uber berjanji bakal merekrut pekerja dari latar belakang yang lebih berbeda-beda.

Agaknya sang layanan bernuansa hitam dan toska itu bakal melakukan revolusi kultur perusahaan. Diharapkan langkah-langkah itu tepat dan tak terlambat pasca 200.000 pengguna Uber di New York berhenti menggunakan layanan itu karena isu seksisme.

Di akhir surat, Uber juga menyertakan video berdurasi lebih kurang 2 menit. Video itu menampilkan para pegawai Uber yang optimis bahwa Uber sebagai salah satu inovasi teknologi terbesar mampu terus berkontribusi ke masyarakat global.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber ENGADGET


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com