KOMPAS.com - Pada dasarnya, CEO Tesla dan SpaceX Elon Musk bukanlah penakut. Ia berani membuat proyek super ambisius, yakni mengirimkan astronot ke Mars dan percaya mobil-mobil akan bisa tanpa sopir dalam 10 tahun ke depan.
Namun, ada satu hal yang ternyata Musk takuti. Itu adalah kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI).
Pria yang dijuluki "Iron Man" di dunia nyata itu ternyata begitu takut bahwa suatu hari, software kecerdasan buatan akan berbalik dan mengambil alih dunia dari manusia.
"Hingga orang-orang melihat robot turun ke jalan dan membunuh, mereka tidak tahu cara bereaksi karena semua terlihat begitu nyata," kata Musk, sebagaimana KompasTekno rangkum dari Recode, Selasa (17/7/2017).
Musk tentunya tidak ingin cerita seperti dari film Terminator itu menjadi kenyataan. Oleh karena itulah, ia menyarankan kepada pemerintah Amerika Serikat untuk secara aktif membuat peraturan tentang AI.
Baca: Elon Musk Ingin Tanam Chip di Otak Manusia, Buat Apa?
"AI merupakan kasus langka di mana saya berpikir bahwa kita harus proaktif dalam regulasi dibandingkan reaktif. Karena saat kita reaktif dalam regulasi AI, itu semua sudah terlambat," ujar Musk di acara National Governors Association Summer Meeting.
"Pada umumnya, regulasi dibikin setelah ada banyak hal buruk yang terjadi, ada permintaan dari publik, dan setelah beberapa tahun pembuat regulasi siap untuk membuat aturan regulasi itu," lanjut Musk.
"Itu akan memakan waktu sangat lama. Itu, seperti di masa lalu, sebenarnya buruk tetapi bukan sesuatu yang secara fundamental menggambarkan risiko kepada peradaban. AI merupakan risiko fundamental kepada eksistensi peradaban manusia," tegas Musk.
Di akhir perbincangan mengenai AI, Musk kembali ditanya oleh para gubernur AS. Ia ditanya bagaimana cara membuat aturan tentang AI, apalagi industri itu masih baru.
"Aturan pertama dalam bisnis adalah mempelajari sebanyak mungkin, untuk mengerti masalahnya," ucap Musk.
Baca: Mantan Bos Google: AI Berontak? Matikan Saja Komputernya
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.