Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

mIRC, Layanan Chatting yang Beken dengan "ASL PLS"

Kompas.com - 24/07/2017, 20:21 WIB
Deliusno

Penulis

KOMPAS.com - Jauh sebelum WhatsApp, Line, dan BlackBerry Messenger menguasai dunia chatting, ada satu layanan yang begitu digandrungi. Layanan tersebut adalah mIRC.

Layanan atau aplikasi mIRC sangat populer pada tahun '90-an. Buktinya warung internet (warnet) selalu menyediakan layanan tersebut di setiap komputer.

mIRC sangat berbeda dari aplikasi WhatsApp dkk. Aplikasi chatting yang ada sekarang kebanyakan dipakai untuk berkomunikasi langsung dengan orang yang dikenal.

Setidaknya, si pengirim tahu ke mana ia mengirimkan pesan. Jika ada pesan antara orang tidak dikenal pun, biasanya itu karena berkaitan dengan iklan (biasanya sangat mengganggu). Seperti, seseorang menawarkan jasa, peminjaman uang, atau penjualan rumah, dan sebagainya (ya, jika Anda membaca ini, segera hentikan iklan mengganggu itu).

Lantas, apa yang membuat mIRC begitu digandrungi saat itu? Salah satunya karena mIRC menawarkan layanan chatting dengan orang tidak dikenal alias untuk cari teman baru. Bisa dikatakan, mIRC merupakan bentuk awal dari media sosial.

Para pengguna, apabila belum memiliki teman di mIRC, bisa bergabung ke sebuah channel (sekarang lebih populer dengan nama Grup). Channel itu biasanya sudah berisi anggota-anggota tetap, ditambah dengan moderator dan pemilik ruangan.

Tampilan chatting mIRCmIRC Tampilan chatting mIRC

Nama channel pun biasanya berkaitan dengan topik perbincangan. Contohnya, Jakarta. Itu artinya, channel tersebut berisi orang-orang yang berada di Jakarta.

Pengguna bisa memilih channel mana yang menurutnya paling sesuai berdasarkan nama itu. Namun, jika salah memilih pun, pengguna bisa langsung keluar dengan mudah.

Nah, perbincangan dengan orang tidak dikenal atau terkesan random itu yang menjadi nilai asyik dari mIRC. Pengguna bisa berkenalan dengan orang-orang baru dan membicarakan topik sesuai kesukaan.

Menariknya lagi, channel tersebut seringkali berkembang. Kegiatan ngobrol tidak hanya dilakukan di dunia maya saja, tetapi berkembang ke dunia nyata alias gathering atau kopi darat (kopdar).

Apabila sudah mengenal satu sama lain, pengguna mIRC bisa melakukan private message (PM). Asalkan, pengguna mengetahui nickname dari orang yang ingin dikirimkan pesan.

Layanan mIRC juga digunakan juga untuk mencari jodoh. Ya, sebelum aplikasi kencan, sebut saja Tinder, merajalela, mIRC bisa juga jadi "mak comblang".

Dari beberapa cerita, mIRC sukses untuk masalah percintaan yang satu ini. Ketemu di dunia internet, kemudian berlanjut ke dunia pernikahan.

Apa itu mIRC?

Logo mIRCWikipedia Logo mIRC
mIRC merupakan software hasil pengembangan dari internet relay chat (IRC) atau percakapan online melalui sistem operasi Windows. Sebagaimana KompasTekno kutip dari Wikipedia, Senin (24/7/2017), arti huruf m dalam singkatan mIRC masih belum diketahui hingga saat ini.

IRC sendiri dikembangkan pertama kalinya oleh Jarkko Oikarinen pada 1988 silam. Protokol ini didesain untuk memungkinkan pengguna internet untuk saling bertukar pesar. Dalam bahasa sederhana, IRC merupakan protokol untuk berkirim pesan kepada individual atau grup.

mIRC sendiri didesain oleh programer Inggris keturunan Palestina dan Suriah bernama Khaled Mardam-Bey. Layanan ini dikembangkan pada 1994 berdasarkan IRC bikinan Jarkko Oikarinen.

Pada 28 Februari 1995, Khaled Mardam-Bey akhirnya merilis mIRC. Awalnya, ia menggarap mIRC karena menganggap software Windows memiliki kekurangan dalam fitur IRC.

Khaled Mardam-Bey sendiri mengaku tidak pernah mempromosikan mIRC. Popularitasnya membludak karena ucapan dari mulut ke mulut. Jika meminjam istilah saat ini, mIRC sudah viral tanpa bantuan iklan di Instagram, Facebook, atau Twitter.

Hai, ASL PLS

Pengguna mIRC pasti sudah sangat familiar dengan kata-kata tersebut. Jika ditanya ke anak-anak sekarang, apalagi tidak pernah menyentuh atau mendengar ASL PLS, pasti akan kebingungan.

Ini kisah nyata. Saya sempat menanyakan hal tersebut ke beberapa orang kelahiran tahun '90-an. Yah, meski mIRC begitu berjaya pada tahun segitu, anak-anak itu baru lahir, pastinya belum menyentuh internet kala itu.

ASL PLS sendiri merupakan kata sapaan atau pembuka saat chatting dengan pengguna yang tidak kita kenal. ASL PLS sendiri merupakan kependekan dari Age (umur), Sex (jenis kelamin), dan Location (lokasi). PLS sendiri berarti Please.

Cara menjawabnya kira-kira seperti ini, 30 (ya saya sudah setua itu), M (jenis kelamin pria, male), dan JKT (singkatan untuk Jakarta).

Bisa dikatakan, ini merupakan cara cepat untuk menanyakan informasi dasar dari si pengguna lain. Biasanya sih, jika pria menerima jawaban M (pria lain), dia akan langsung tutup window chat dan mencari pengguna lain.

Entah lahir di mIRC atau tidak, saya menemukan beberapa singkatan lain di layanan tersebut. Beberapa di antaranya seperti CMIIW (correct me if I wrong), brb (be right back), hingga thx (thank you).

Beberapa frasa tersebut masih digunakan hingga saat ini. Meski begitu, ASL PLS sudah jarang terdengar.

Tak bertahan lama

Sayangnya, era kejayaan dari mIRC tidak bertahan terlalu lama. Layanan tersebut mulai tergerus dengan layanan chatting dari Yahoo, yakni Yahoo Messenger, di tahun 2000'an.

Yahoo Messenger lebih disukai karena menghadirkan fitur yang lebih lengkap. Salah satu contoh, Yahoo Messenger bisa digunakan untuk panggilan suara (meski masih sangat lemot saat itu).

mIRC sendiri saat ini sendiri sebenarnya masih bisa diunduh. Para developer masih mengembangkan layanan tersebut.

Layanan mIRC bisa diunduh langsung melalui situs resminya secara gratis. Meski begitu, pengguna harus membayar sejumlah 20 dollar AS atau sekitar Rp 270.000 untuk satu lisensi.

Pembayarannya hanya dilakukan sekali. Itu artinya, lisensi Anda akan berlaku untuk selamanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com