Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menakar Kesiapan Indonesia Menyambut Jaringan 5G

Kompas.com - 15/08/2017, 15:05 WIB
|
EditorReska K. Nistanto


Indonesia 5G Forum merupakan salah satu lembaga yang diminta rekomendasi atau masukan untuk merumuskan regulasi soal jaringan generasi kelima. Sejauh ini, kata Kalamullah, pembahasan soal regulasi 5G masih dalam tahap awal. Kalamullah memprediksi implementasi 5G di Indonesia baru bisa komersil sekitar 10 tahun dari sekarang.

Penyedia teknologi 5G sudah siap

Terlepas dari kesiapan dari segi regulasi dan kondisi masyarakat, para penyedia teknologi 5G sudah siap menggenjot jaringan tersebut di berbagai belahan dunia. Konsorsium yang antara lain termasuk Qualcomm, Ericsson, Nokia, dan ZTE, gencar menyuarakan manfaat dari implementasi 5G di bidang sosial dan ekonomi.

“Semester dua tahun ke depan sudah siap modem 5G X50 kami,” kata Staff Manager, Technical Marketing Qualcomm, Patrick Lau, pada kesempatan yang sama.

Salah satu implementasi jaringan 5G, kata dia, adalah teknologi virtual reality (VR). Saat ini teknologi itu memang masih fokus pada gaming, namun ke depannya bisa merambah ke sektor kesehatan, pendidikan, hingga pertanian.

“Bayangkan jika dokter di Jakarta bisa membantu proses operasi di Kalimantan karena bisa melihat keseluruhan proses yang real dengan VR. Tentu lebih mudah ketimbang memberikan nasihat via telepon,” ia menjelaskan.

Di bidang pertanian, Patrick Lau juga mencontohkan pemanfaatan teknologi 5G untuk mengukur kadar air secara otomatis. Ada juga di bidang keamanan dengan memanfaatkan pengawasan daerah bencana dengan drone secara real-time.

Baca: Konsorsium Setuju Percepatan Penyebaran Internet 5G

Sejalan dengan itu, Head of Network Solutions, Network Evolution Ericsson, Ng Thiaw Seng, menganjurkan para operator telekomunikasi di Indonesia agar mulai mencoba teknologi 5G dari sekarang.

“Supaya nanti inovasinya lebih cepat,” ujarnya.

Lebih lanjut, Ng Thiaw Seng sesumbar pihaknya sudah menandatangani kontrak dengan 33 perusahaan telekomunikasi di seluruh dunia untuk merealisasikan 5G.

Terkait sikap pemerintah yang tak ingin buru-buru mengimplementasikan 5G, Director of Goverment Affairs Qualcomm Southeast Asia, Nies Purwati mengaku paham. Pasalnya posisi Indonesia bukanlah negara produsen teknologi.

“Tapi ada baiknya memantau perkembangan yang ada sekarang. Indonesia harus melihat di mana bisa bersaing, misalnya dari sisi aplikasi dan startup. Persiapan harus dilakukan dari awal,” ia menjelaskan pada sesi wawancara khusus.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com