Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Facebook Diam-diam "Menyusup" ke China Lewat Aplikasi Lain?

Kompas.com - 16/08/2017, 14:55 WIB
Oik Yusuf

Penulis

KOMPAS.com - Mark Zuckerberg sudah melakukan segala upaya, termasuk bertemu muka dengan politisi China dan belajar bahasa Mandarin. Akan tetapi pemerintah Negeri Tirai Bambu tetap bergeming. Facebook masih diblokir hingga kini di China.

Mungkin lantaran itu Facebook diduga sedang coba-coba atau "menyusup" kembali ke China dengan cara lain, yakni merilis aplikasi lain yang tidak mengusung nama “Facebook”.

Bernama Colorful Balloons, aplikasi tersebut merupakan layanan berbagi foto yang tampilan dan fungsinya mirip dengan aplikasi Moments besutan Facebook.

Bedanya dengan Moments (selain nama), Colorful Baalloons tidak menghubungkan pengguna lewat Facebook, melainkan jejaring sosial terbesar di China, WeChat.

Aplikasi ini membuat kolase dari foto-foto di album ponsel. Pengguna kemudian bisa membagikannya lewat QR code yang ramai digunakan di WeChat dan aplikasi-aplikasi lain di China.

Screenshot aplikasi Colorful Balloons yang diduga digunakan Facebook untuk diam-diam kembali ke China. The New York Times Screenshot aplikasi Colorful Balloons yang diduga digunakan Facebook untuk diam-diam kembali ke China.

Menurut keterangan sumber yang dirangkum KompasTekno dari The New York Times, Rabu (16/8/2017), Colorful Balloons dirilis melalui perusahaan lain bernama Youge Internet Technology.

Kalau benar Colorful Balloons dibuat oleh Facebook, maka raksasa jejaring sosial itu mengambil risiko konflik dengan otoritas China karena diam-diam merilis produk tanpa pengumuman secara publik. Boleh jadi juga Facebook sedang "testing the water" alias bereksperimen untuk melihat respons dari pemerintah negeri tersebut.

Tak jelas apakah regulator internet di China mengetahui keberadaan aplikasi Colorful Balloons atau tidak. Kebijakan sensor internet Negeri Panda yang ketat telah menyebabkan hengkangnya raksasa-raksasa teknologi barat seperti Google.

Facebook sendiri sudah diblokir di China sejak 2009 karena dituding menjadi medium koordinasi untuk pelaku kerusuhan di propinsi Xinjiang tahun itu. Instagram menyusul diblokir pada 2014. Kemudian, bulan lalu WhatsApp turut diblokir sebagian.

Baca: Melihat Isi Kantor Facebook di Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com