Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Terima Hibah Rp 13 Miliar untuk Riset Penerbangan di Papua

Kompas.com - 19/09/2017, 14:45 WIB
Reska K. Nistanto

Penulis

DENPASAR, KOMPAS.com - Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (Dirjen Hubud) Kemenhub Agus Santoso mengungkapkan, pemerintah Indonesia menerima hibah dari United States Trade and Development Agency (USTDA). Hibah tersebut akan digunakan untuk riset keselamatan penerbangan di wilayah Timur Indonesia, khususnya Papua.

Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Joseph R. Donovan, membeberkan bahwa dana hibah tersebut mencapai 1 juta dollar AS atau sekitar Rp 13 miliar. Riset peningkatan keselamatan penerbangan di wilayah Papua itu dilakukan bersama antara Kemenhub, AirNav, dan pabrikan pesawat AS, Boeing.

"Kenapa Papua? Karena ini bagian dari kebijakan pemerintah Presiden Jokowi yang ingin membangkitkan posisi strategis Papua yang selama ini kurang diperhatikan," kata Agus di sela sesi US-Indonesia Aviation Working Group yang digelar di Denpasar, Bali, Selasa (19/9/2017).

"Hal yang mungkin dilakukan adalah membuat agar bandara-bandara di Papua mudah dijangkau, terhubung rute-rutenya, tujuannya membuat konektivitas yang solid," imbuhnya.

Baca: Pesawat N219 Resmi Terbang Perdana

Dengan membuat jalur konektivitas yang solid dan aman itu, diharapkan distribusi barang lebih lancar. Dengan itu, harga-harga barang menjadi lebih terjangkau, serta membuat perbedaan harga barang antara Jawa dan Papua tidak terlalu jauh.

AS hanya membantu

Sementara Dubes Donovan mengatakan, peranan AS di sini hanyalah membantu, mengingat Papua menjadi prioritas Dirjen Hubud. Pemerintah AS menurut Donovan menganggap serius kerja sama bilateral antara AS dan Indonesia, salah satunya adalah di bidang aviasi ini.

"Selain itu, AS juga punya perusahaan-perusahaan di bidang aviasi dan para ahli yang bisa diajak bekerja sama, ini kombinasi yang baik sekali," ujar Donovan.

Boeing sendiri telah melakukan riset sejak Juni 2017 lalu bersama dengan Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (AirNav). Beberapa temuan yang dihasilkan dari riset keduanya antara lain adalah penambahan peralatan dan mengubah budaya terbang yang lebih berorientasi ke keselamatan.

Bagian dari penambahan peralatan tersebut adalah pemasangan tujuh Automatic Dependent Surveillance-Broadcast (ADS-B) atau alat pelacak posisi pesawat otomatis di daerah-daerah blank spot di wilayah Papua. Ketujuh area itu antara lain adalah Jayapura, Senggeh, Borome, Oksibil, Dekai, Wamena, dan Elilim.

Pemasangan tujuh ADS-B ini diharapkan bakal selesai pada tahun 2017 ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com