Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kamera Ganda Moto G5S Plus Bukan Wide atau Tele, Lalu Apa?

Kompas.com - 20/09/2017, 18:31 WIB
Oik Yusuf

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Fitur kamera ganda bukan lagi monopoli smartphone kelas atas. Produk-produk papan tengah pun mulai banyak yang menawarkan fitur ini. Salah satunya yang terbaru adalah Motorola Moto G5S Plus yang meluncur di Jakarta, Selasa (19/7/2017) kemarin.

Di punggung moto G5S Plus tersemat unit kamera ganda yang tampak identik. Masing-masing kamera memiliki sensor dengan resolusi 13 megapiksel dan lensa berbukaan f/2.0.

Lebar bidang pandang kedua kamera pun sama. Pengguna Moto G5S Plus tidak bisa memilih apakah ingin menggunakan lensa "wide" atau "telephoto" seperti ponsel kamera ganda lain. Lantas di mana letak keistimewaan dual camera Moto G5S Plus?

Sensor warna dan monokrom

Kedua kamera belakang di Moto G5S Plus memiliki perbedaan dalam hal jenis sensor. Meski sama-sama beresolusi 13 megapiksel, salah satu sensor kamera dikhususkan untuk menangkap gambar monokrom saja, sementara lainnya full-color.

Saat pengguna menekan tombol shutter, kedua kamera full-color dan monokrom ini menjepret foto secara berbarengan. Foto hitam putih kemudian disatukan dengan foto warna untuk membuahkan frame akhir yang diklaim berkualitas lebih tinggi, ketimbang jika hanya menggunakan kamera tunggal.

"Sensor monokrom itu untuk menangkap ketajaman dan detil, sensor color untuk menangkap warna natural. Ada juga 3D depth sensor untuk kalkulasi jarak subyek," begitu ucap Country General Manager Lenovo Mobile Business Group and Motorola Mobility Indonesia, Adrie R. Suhadi, ketika berbicara dalam peluncuran Moto G5S Plus.

Sesuai kata Adrie, kamera ganda Moto G5S Plus bisa pula dipakai sebagai "depth sensor" untuk mengukur jarak subyek, layaknya sepasang mata manusia yang mampu melakukan hal serupa.

Hasil pengukuran jarak itu lantas dipakai untuk mengidentifikasi subyek utama dalam foto. Kemudian, ponsel bisa menyimulasikan efek depth-of-field (bokeh) dengan memburamkan latar belakang/depan, sementara subyek utama tetap tampil tajam

Hasilnya adalah foto yang tampak mirip dengan jepretan kamera DSLR, meski harus ditambahkan di sini bahwa efek "blur" yang dihasilkan adalah artifisial alias rekaan software belaka.

Efek depth-of-field (bokeh) Moto G5S Plus dapat di-preview secara real time. Pengguna bisa langsung melihat efek background yang buram dengan subyek tetap tajam sebelum menjepret foto (kanan).Oik Yusuf/ KOMPAS.com Efek depth-of-field (bokeh) Moto G5S Plus dapat di-preview secara real time. Pengguna bisa langsung melihat efek background yang buram dengan subyek tetap tajam sebelum menjepret foto (kanan).

Tampilan fotonya pun tak sehalus foto DSLR sungguhan, Misalnya, pinggiran subyek yang seharusnya tajam dapat ikut diburamkan sehingga terlihat agak aneh.

Pengguna Moto G5S Plus bisa mengakses fitur simulasi depth-of-field ini dengan mengklik tombol berlambang tiga titik vertikal di pojok bawah antarmuka aplikasi kamera, lalu memilih opsi bernama "Depth Enabled"

Kuantitas "blur" yang dihasilkan bisa diatur lewat sebuah slider. Efeknya juga bisa dilihat secara real time, seperti dalam foto ilustrasi di atas.

Baca: Di Indonesia, Xiaomi Komentari Kamera Ganda Moto G5S Plus

Bukan barang baru

Konsep dual-camera yang dikedepankan oleh Moto G5S Plus  sebenarnya bukan barang baru. "Depth sensing" alias pengukuran jarak subyek (untuk memburamkan latar belakang) dengan menggunakan dua kamera pertama kali diusung oleh HTC One M8 tahun 2015 lalu.

Kemudian, Huawei P9 menerapkan konsep serupa dengan sepasang kamera identik yang tak hanya bisa mengukur jarak, tapi juga menjepret gambar monokrom dan warna untuk kemudian digabungkan menjadi frame final (berwarna) yang berkualitas lebih tinggi.

Konsep ini diteruskan oleh Huawei P10 yang dirilis pada 2017, lalu belakangan juga mulai banyak diadopsi oleh ponsel kelas menengah, meski dengan kualitas yang mungkin tidak sebanding.

Nama-nama ponsel papan tengah yang menggunakan kamera ganda dengan konsep serupa antara lain Coolpad dengan produk smartphone Cool Dual, Nubia dengan M2, lalu Motorola dengan G5S Plus.

Jenis-jenis kamera ganda

Ponsel-ponsel kamera ganda yang beredar di pasaran saat ini bisa digolongkan dalam tiga kategori. Pertama adalah dual-camera dengan konfigurasi sepasang kamera yang identik -dalam hal resolusi dan bidang pandang lensa- serta sensor warna dan monokrom seperti tersebut di atas.

Kedua, konfigurasi dual-camera dengan kombinasi lensa wide standar dan ultra wide. Sepasang kamera ganda di ponsel memiliki focal length atau cakupan bidang pandang yang berbeda.

Kamera kedua milik LG G6 memiliki cakupan bidang pandang jauh lebih lebar (ultra wide, foto bawah) dibandingkan kamera pertama (wide standar). Yoga Hastyadi Widiartanto/ KOMPAS.com Kamera kedua milik LG G6 memiliki cakupan bidang pandang jauh lebih lebar (ultra wide, foto bawah) dibandingkan kamera pertama (wide standar).
Kamera kedua (ultra wide) memiliki bidang pandang yang jauh lebih lebar daripada kamera pertama (wide standar), mirip-mirip tangkapan gambar kamera aksi. Selain luas bidang pandang, fitur-fitur lain dari kedua kamera juga bisa berbeda, misalnya sensor, aperture lensa, atau OIS yang bisa jadi hanya tersedia di lensa wide standar.

Pabrikan yang mempelopori konfigurasi kamera ganda dengan kombinasi lensa wide standar dan ultra wide adalah LG dengan ponsel G5 yang meluncur pada 2016. LG masih setia dengan konsep ini dan kembali menerapkannya pada duo flagship terbaru, LG G6 dan V30.

Ketiga, konfigurasi dual camera dengan kombinasi lensa wide standar dan short tele. Sepasang kamera di ponsel juga memiliki luas bidang pandang yang berbeda. Namun, berkebalikan dari konsep sebelumnya, focal length kamera kedua bukan lebih lebar (ultra wide) dibandingkan kamera pertama, melainkan lebih sempit (short telephoto).

Sebaliknya, kamera kedua pada Xiaomi Mi 6 memiliki cakupan bidang pandang lebih sempit (short tele, foto bawah) dibandingkan kamera pertama (wide standar). Yoga Hastyadi Widiartanto/ KOMPAS.com Sebaliknya, kamera kedua pada Xiaomi Mi 6 memiliki cakupan bidang pandang lebih sempit (short tele, foto bawah) dibandingkan kamera pertama (wide standar).
Apabila kamera ultra wide cocok untuk memfoto pemandangan dan arsitektur, kamera short telephoto ideal dipakai untuk memotret orang (portrait) dan subyek-subyek di kejauhan supaya tampak lebih memenuhi frame dan tak terlihat kecil.

Efek depth-of-field yang dihasilkan juga lebih menawan dibandingkan dengan konfigurasi dual-camera dengan focal length identik. Ini karena efek background compression yang dihasilkan lensa short tele, di mana latar belakang tampak lebih "dekat" dengan subyek utama.

Konfigurasi dual camera dengan kombinasi lensa wide standar dan short tele dipopulerkan oleh Apple iPhone 7 Plus. Pabrikan-pabrikan lain kini sudah banyak yang menerapkan konsep kamera ganda serupa, antara lain Samsung Galaxy Note 8 dan Xiaomi Mi 6 di kelas atas, dan Asus ZenFone Zoom S di segmen tengah.

Mana yang terbaik? Semua tentu tergantung selera masing-masing pengguna, entah lebih menyukai gambar yang lebih detil, lebih lebar, atau lebih dekat.

Baca: Memotret Obyek Wisata di Jalur Mudik dengan 4 Smartphone Kamera Ganda

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com