Karakuri Ningyo, humanoid Jepang abad 18
Pada abad 18, pengrajin asal Jepang Hisashige Tanaka, menciptakan serangkaian humanoid kompleks.
Beberapa humanoid ciptaannya mampu menyajikan teh, panah api yang ditarik dari bergetar, atau bahkan melukis karakter kanji Jepang.
Penemuan tersebut kemudian dikenal dengan Karakuri Ningyo. Istilah ini diambil dari kata“karakuri” berarti alat mekanik untuk mengusik, menipu, atau mengejutkan orang. Kata “ningyo” dalam bahasa berarti orang dan bentuk.
Teks mengenai Karakuri Ningyo ini dibadaikan dalam sebuah naskah yang diterbitkan pada tahun 1796 dengan Tajuk Karakuri Zui.
Pada 1929, ahli biologi Jepang, Makoto Nishimura mampu membuat humanoid yang mampu mengubah ekspresi, menggerakkan tangan, dan kepalanya berdasarkan tekanan udara. Ia menamai penemuannya dengan nama Gakutensou.
Gakutensoku memengang panah berbentuk pena ditangan kanan dan lampu bernama Reinkanto yang artinya cahaya inspirasi di tangan kirinya. Di bagian atas Gakutensoku, terdapat robot burung bernama Kokukyocho.
Ketika Kokukyocho menangis, mata Gakutensoku tertutup dan ekspresinya menjadi termenung. Ketika lampu bersinar, Gakutensoku mulai menulis kata dengan pena.
Humanoid yang diciptakan menggunakan teknologi barat ini memiliki arti “belajar dari hukum alam”. Sayangnya, robot ini dilporkan hilang saat mengikuti pameran di tahun 1939.