Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Laptop Masa Depan Tak Butuh Password?

Kompas.com - 29/10/2017, 07:50 WIB
Rizky Chandra Septania

Penulis

KOMPAS.com - Pengamanan perangkat dan identitas melalui sidik jari saat ini mulai dilirik. Hal ini bisa dilihat melalui banyaknya fitur pembaca sidik jari pada perangkat pribadi seperti ponsel. Bagaimana dengan komputer?

Lenovo dan Intel baru-baru ini mengumumkan kerja sama dalam hal otentikasi fitur pembaca sidik jari pertama untuk PC laptop/desktop. Teknologi tersebut dikutip KompasTekno dari Business Wire, Minggu (29/10/2017),  diklaim telah mematuhi standar Aliansi Fast Identity Online (FIDO).

Fitur ini akan tersedia di laptop/desktop Lenovo keluaran terbaru di masa depan. Tidak hanya itu, perangkat pembaca sidik jari besutan Lenovo dan Intel ini dapat mendukung sistem kerja dengan Intel Online Connect, sehingga memungkinkan akses ke jaringan internet.

Akses ke laptop/dekstop buatan Lenovo dan Intel ini dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, pengguna hanya perlu menyapukan sidik jari, yang datanya telah terenkripsi oleh mesin pemindai.

Cara kedua adalah dengan two-step authentication, yakni memasukkan password dan username seperti biasa ketika membuka sebuah akun, lalu diverifikasi dengan sidik jari.

Dikembangkannya fitur ini membuat password seolah menjadi hal yang kuno di masa mendatang. Karena, penerapan sidik jari untuk akses keamanan online sudah dapat digunakan.

Baca: 5 Tips Bikin Password yang Tidak Mudah Dibobol

Jhonson Jia, Senior Vice President PC Lenovo and Smart Devices Product Group mengemukakan bahwa sidik jari digunakan untuk mengurangi ketergantungan pengguna keamanan terhadap password.

"Kami menangani masalah keamanan online secara langsung dengan memberikan pengalaman autentikasi online yang lebih sederhana dan aman, sekaligus mengurangi ketergantungan kami pada kata sandi," ujar Jia.

Ketidakmampuan password dalam menjaga keamanan pengguna juga diperkuat dengan hasil riset yang dilakukan konsorsium internasional anti pishing. Mereka menyatakan bahwa serangan hacker untuk membobol data lewat password meningkat sebanyak 65 persen sepanjang 2016.

Sedangkan Akses sidik jari bersifat lebih personal. Setiap orang memiliki sidik jari dengan pola yang berbeda. Dengan demikian, identitas dan perangkat pengguna akan lebih terlindungi.

Sidik jari lebih aman?

Meski akses sidik jari tampak lebih eksklusif, namun keamanan akses sidik jari masih diragukan. Pada 2016 lalu, sebuah perusahaan biometrik asal Amerika Serikat, Vkansee berhasil membobol sensor sidik jari di smartphone.

Pembobolan ini tidak memerlukan keterampilan coding khusus, layaknya seorang hacker. Yang diperlukan hanyalah sebuah median cetak seperti alat pencetak gigi atau mainan anak-anak play-doh.

Belum lagi kondisi yang memungkinkan beberapa orang tidak memiliki sidik jari, atau bahkan punya sidik jari yang berubah setiap hari.  

Dengan demikian, password tradisional sebagai back-up saat ini memang masih dibutuhkan. Namun jika bertanya bagaimana nasib akses sidik jari ke depannya? Biar perkembangan teknologi yang akan menjawab. 

Baca juga: Sebagian Besar Produk Intel Punya Sidik Jari Malaysia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com