KOMPAS.com - Sebanyak 3 miliar akun e-mail pengguna Yahoo diretas sejak 2013 hingga 2014 lalu. Kasus ini tercatat sebagai kasus peretasan terbesar sepanjang sejarah.
Sudah empat tahun berlalu, namun Yahoo belum juga mengetahui, bagaimana sistemnya bisa dibobol. Setidaknya, begitu menurut pengakuan mantan CEO Yahoo, Marissa Mayer.
"Sampai hari ini kami belum bisa mengidentifikasi gangguan apa yang memicu pencurian (akun) ini," kata Mayer, di depan para anggota Komite Perdagangan, Senat Amerika Serikat, dalam sebuah panel diskusi, sebagaimana dihimpun KompasTekno, Jumat (10/11/2017), dari TechCrunch.
Lebih lanjut, Marissa Mayer sesumbar Yahoo bekerja sama dengan penegak hukum, termasuk Biro Investigasi Federal (FBI), untuk mencari pelaku peretasan. Belakangan, Mayer menuding pihak Rusia menjadi dalang di balik pencurian miliaran akun Yahoo tersebut.
Baca juga : Semua Akun Yahoo Ternyata Diretas
"Kami sekarang tahu bahwa perwira intelijen Rusia dan peretas yang disponsori negara bertanggung jawab atas serangan yang sangat kompleks dan canggih terhadap sistem Yahoo," kata Marissa Mayer.
Diketahui, Verizon merupakan induk Yahoo saat ini, pasca mengakuisi perusahaan yang pernah jaya di era 90-an tersebut senilai 4,8 miliar dollar AS. Verizon kemudian menggabungkan Yahoo dengan AOL dan mengganti nama perusahaan menjadi "Oath".
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.