Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Ryan, Bocah 6 Tahun yang Jadi Miliarder Berkat YouTube

Kompas.com - 17/12/2017, 17:07 WIB
Rizky Chandra Septania

Penulis

KOMPAS.com - Sambil menyelam minum air. Ungkapan inilah yang cocok disematkan bagi para YouTuber. Selain mengekspresikan diri melalui kegemaran mereka, para pencipta video ini bisa mendapatkan uang melalui iklan dan sponsorship yang diberikan.

Hal ini juga terjadi dengan Ryan, seorang anak laki laki berusia 6 tahun. Sekilas, Ryan tampak seperti anak biasa yang berusia enam tahun. Layaknya anak berusia enam tahun pada umumnya, Ia suka bermain-main dengan mainan miliknya.

Namun berbeda dengan kebanyakan anak-anak lain, kesenangan bocah berparas Asia ini berhasil menjadikannya seorang miliarder termuda yang dihasilkan oleh YouTube.

Channel miliknya, Ryan ToysReview berhasil meraih lebih dari 10 juta subscriber dengan frekuensi penonton hingga 5,6 milyar kali perbulannya. Berdasarkan hal itu, Ryan disebutkan meraup penghasilan sekitar 11 Juta dolar AS (Rp 149 miliar) dariYouTube, dalam periode setahun antara Juni 2016 hingga Juni 2017.
 
Tak heran jika pada akhirnya Ryan dinobatkan menjadi YouTuber termuda dengan penghasilan terbesar. Nama Ryan bahkan dinobatkan Forbes sebagai salah satu YouTuber dengan penghasilan terbanyak. Dia duduk di urutan ke delapan, sejajar dengan perintis video komedi YouTube, Smosh yang memulai debutnya sejak tahun 2003.

Kiprah Ryan sebagai seorang YouTuber berakar dari keinginannya sendiri. Tapi tetap saja, terwujudnya impian Ryan memiliki kanal sendiri tidak jauh dari  campur tangan kedua orang tuanya.

Kedua orang tua Ryan yang enggan disebutkan namanya berkisah bahwa anak mereka pada awalnya suka menonton review mainan melalui kanal EvanTube dan Hulyan Maya. Alasannya, video tersebut sering mengunggah video yang memuat tokoh favorit Ryan dalam serial Thomas The Tank Engine.

Suatu hari, setelah menonton video, Ryan bertanya pada ibunya apakah ia bisa mebuat channel YouTube seperti anak-anak lainnya (EvanTube dan Hulyan Maya).

"Dia bertanya pada saya, kenapa dia tidak memiliki channel YouTube seperti anak anak lain. Jadi kami memutuskan untuk melakukannya," ujar Ibu Ryan yang juga merahasiakan nama keluarga dan tempat tinggal anaknya, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari Tube Filter Minggu (17/12/2017).

"Kami membawanya ke toko untuk mendapatkan mainan pertamanya. Saya rasa itu set Lego dengan seri kereta api. Disinilah semuanya dimulai," tambahnya.

Gabungan "vlogging" dan "unboxing"

Ketika memulai video pertamanya, Ryan masih berusia 4 tahun. Tidak ada pikiran apapun selain menyenangkan Ryan yang memang berkeinginan memiliki channel YouTube.

Namun setelah empat bulan video Ryan bergentayangan di aplikasi penyedia video itu, ayah dan ibu Ryan mulai berpikir untuk lebih serius mengelola jumlah penonton.

"Kami mulai berpikir untuk serius meningkatkan jumlah penonton. Mulai saat itu, jumlah penonton di kanal milik Ryan melonjak dua kali lipat perbulannya. Kebanyakan dari penonton  berasal dari Amerika, Inggris, dan Filipina," ujar ayah Ryan.

Ibu Ryan yang sempat bekerja sebagai guru kimia bahkan rela berhentu dari pekerjaannya agar bisa serius mengelola kanal YouTube milik anaknya. Keputusannya terbukti tidak sia-sia.

Dengan menggabungkan konsep video blogging (vlog), video unboxing, serta kejenakaan masa kecil, Ryan ToysReview berhasil mengumpulkan lebih dari 4 juta pelanggan dalam kurun waktu kurang dari dua tahun.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com