Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stephen Hawking Meninggal Dunia, Ini Ramalannya soal Teknologi AI

Kompas.com - 14/03/2018, 12:58 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Reza Wahyudi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dunia penelitian sedang berduka setelah ditinggal salah satu fisikawan terbaik, Stephen Hawking yang meninggal dunia pada Rabu (14/3/2017).

Sebelum wafat, Hawking sempat meramal beberapa teknologi dan peradaban dunia di masa depan. Termasuk teknologi kecerdasan buatan atau umum disebut AI (artificial intelligence) yang sedang marak muncul di beberapa teknologi mutahkhir satu dekade belakang.

Tahun 2017, Stephen Hawking terbilang vokal dalam menyoroti robot dan AI. Dirinya meyakini, akan tiba waktu di mana AI akan sepenuhnya menjadi "makhluk" yang mengungguli bahkan menggantikan manusia.

"Saya khawatir jika AI akan menggantikan umat manusia. Jika manusia membuat virus komputer, seseorang akan merancang AI untuk memperbaiki dan mereplikasi dirinya", terang Stephen Hawking seperti dilaporkan Newseek dan dihimpun KompasTekno, Rabu (14/3/2018).

Dalam konferensi Web Summit Technology yang diadakan di Lisbon, Portugal pada 2017 lalu, Hawking tak menampik jika AI memiliki potensi untuk membantu mencegah kerusakan yang terjadi pada alam atau memberantas kemiskinan dan penyakit dalam setiap aspek masyarakat yang berubah.

Namun Stephen Hawking sendiri menyadari jika masa depan tidak dapat dipastikan arahnya.

"Keberhasilan menciptakan teknologi AI yang efektif, bisa jadi sebuah pencapaian besar dalam sejarah peradaban kita. Atau bahkan terburuk. Kita tak tau pasti. Jadi kita tak tau apakah nantinya AI akan membantu kita atau justru menolaknya, dan mengesampingkannya atau menghancurkannya", imbuh Stephen Hawking.

Ia menambahkan, ketakutan tersebut bisa direduksi jika para ilmuan menemukan cara untuk mengontrol perkembangannya.

"Hal itu (AI) membawa bahaya, layaknya senjata otonom yang dahsyat, atau sebagai cara baru bagi sedikit orang untuk menindas banyak orang. Hal itu bisa berdampak buruk bagi perekonomian kita", ujar fisikawan asal Inggris tersebut.

Meski berpandangan skeptis, Stephen Hawking yang juga menulis beberapa buku ilmiah, mengatakan jika dirinya optimis dengan kebaikan AI bagi umat manusia. Menyebut AI akan bisa berselaras dengan manusia di dunia.

"Kita hanya perlu menyadari bahayanya, mengidentifikasi mereka (AI), mempraktikkan kemungkinan dan pengelolaan terbaik, menyiapkan konsekuensinya dengan baik lebih dulu", ujar Hawking.

Baca juga : Mantan Pegawai Google Bikin Agama Baru, AI Jadi Tuhan

Stephen Hawking tak sendirian dalam megkritik AI, CEO Tesla sekaligus Space X, Elon Musk pun memiliki pandangan serupa.

Kritikan Stephen Hawking mengenai AI dan robot cukup disambut postif oleh parlemen Uni Eropa. Legislator Eropa, sebagaimana dirangkum dari CNBC, sedang menggodok proposal yang akan diajukan ke dewan parlemen soal aturan AI dan robotika karena dirasa masalah ini cukup penting untuk dirumuskan.

Stephen Hawking yang lahir tahun 1963, wafat pada usia 76 tahun setelah didiagnosis dengan penyakit Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS) yang menyerang sel saraf.

Semasa hidupnya, ia sempat melahirkan buku berjudul "A Brief History of Time" tahun 1988.
Perjalanan hidupnya pun sempat diangkat ke layar lebar dalam film "The Theory of Everything" yang tayang tahun 2014 lalu.

Baca juga : Stephen Hawking: Saya Intel Inside

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com