Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eks Pegawai Tidak Kaget Data Pengguna Facebook Dicuri Konsultan Pilpres

Kompas.com - 22/03/2018, 13:11 WIB
Fatimah Kartini Bohang,
Reza Wahyudi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kasus Cambridge Analytica membuat kepercayaan pengguna Facebook turun drastis. Facebook mengakui 50 juta data penggunanya bocor dan disalahgunakan oleh pihak ketiga.

Data pengguna yang bocor itu digunakan oleh Cambridge Analytica, konsultan politik Donald Trump, untuk kepentingan kampanye pilpres Amerika Serikat.

Di tengah skandal ini, muncul seorang pembisik alias whistleblower baru bernama Sandy Parakilas yang semakin merusak kredibilitas Facebook. Ia tak lain adalah mantan Operations Manager Facebook yang kini bekerja sebagai Product Manager layanan ride-sharing Uber.

Menurut Sandy Parakilas, penyalahgunaan data pribadi pengguna Facebook oleh para pengembang pihak ketiga sudah lumrah. Pasalnya, Facebook tak punya sistem kontrol yang mumpuni untuk mengawasi pergerakan mereka.

“Kekhawatiran saya karena semua data yang diberikan server Facebook untuk para pengembang tidak dapat dimonitor Facebook. Kami tak tahu apa yang dilakukan para pengembang dengan data itu,” ia menjelaskan.

Sandy Parakilas menilai Facebook kurang memperhatikan mekanisme penegakan hukum bagi para pengembang pihak ketiga. Tak ada audit bagi pengembang pihak ketiga untuk memastikan data tak disalahgunakan.

Pria berusia 38 tahun ini sesumbar dulu sudah memperingati atasannya soal risiko kebocoran data karena terlalu membebaskan para pengembang pihak ketiga. Akan tetapi peringatan itu tak dianggap penting oleh para atasan.

“Sangat menyakitkan melihat apa yang terjadi sekarang, karena saya tahu Facebook sebenarnya bisa mencegah kejadian ini,” ia berujar.

Menanggapi hal ini, Facebook hanya mengatakan pihaknya telah menetapkan kebijakan bagi para pengembang pihak ketiga sejak lima tahun lalu. Facebook membantah pernyataan Sandy Parakilas yang mengatakan pengembang pihak ketiga terlalu bebas.

“Tak benar anggapan bahwa kami tak peduli dengan privasi,” kata perwakilan Facebook.

Baca juga : Zuckerberg Akhirnya Angkat Bicara soal Kebocoran Data Facebook

Data pribadi pengguna digadaikan demi pemasukan

Pada kasus Cambridge Analytica, diketahui seorang pengembang pihak ketiga bernama Aleksandr Kogan menjadi dalang. Ia kerap menghadirkan kuis kepribadian di Facebook.

Ia telah menghimpun respons pengguna sejak 2015 lalu melalui aplikasi bertajuk “thisisyoudigitallife” yang tersedia di Facebook. Siapa saja yang mengunduh aplikasi itu secara tak sadar dan sukarela menyerahkan data personal mereka, apa yang mereka suka, di mana mereka tinggal, serta siapa saja teman mereka.

Meski cuma diunduh sekitar 270.000 pengguna Facebook, imbasnya mengena ke 50 juta pengguna. Pasalnya, aplikasi mampu mengakses data personal dari teman-teman si pengunduh.

Facebook bisa dibilang menggadaikan data pribadi pengguna demi pemasukan. Pasalnya, kata Sandy Parakilas, Facebook sengaja membebaskan para pengembang pihak ketiga dan pura-pura tak tahu apa-apa.

Hal itu sebagai imbalan karena Facebook mengambil 30 persen dari pemasukan aplikasi pihak ketiga, sebagaimana dihimpun KompasTekno, Kamis (22/3/2018), dari TheGuardian.

Sandy Parakilas mengestimasikan ada ratusan hingga ribuan pengembang pihak ketiga yang memanfaatkan kebebasan dari Facebook untuk menyalahgunakan data pribadi pengguna.

“Mayoritas pengguna Facebook sepertinya telah dipanen data pribadinya oleh pengembang pihak ketiga tanpa permisi,” ia menuturkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com