Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bocoran Data Pengguna Facebook Dipakai Pilpres AS, Zuckerberg Umbar Janji

Kompas.com - 22/03/2018, 16:01 WIB
Yudha Pratomo,
Reza Wahyudi

Tim Redaksi

Sumber Facebook

KOMPAS.com — Skandal bocornya data 50 juta akun pengguna membuat Facebook mendapat sorotan. Pendiri Facebook Mark Zuckerberg pun langsung mengumbar janji sebagai langkah antisipasi agar kasus ini tak terulang.

"Saya telah mencoba memahami dengan tepat apa yang terjadi dan memastikan bagaimana kejadian ini tidak akan terulang lagi," tulis Zuckerberg.

"Kabar baiknya, kami telah mengambil tindakan penting untuk mencegah hal ini terulang dan itu sudah kami lakukan beberapa tahun lalu. Namun, kami membuat kesalahan, dan masih banyak yang harus dilakukan," lanjutnya, sebagaimana dikutip KompasTekno dari NBCNews, Kamis (22/3/2018).

Zuckerberg mengatakan, setidaknya ada tiga langkah antisipatif untuk mencegah pihak luar—Cambridge Analytica—memperoleh data pribadi para pengguna.

Pertama, menurut Mark, Facebook akan memulai penyelidikan terhadap semua aplikasi yang memiliki akses ke data pengguna sebelum tahun 2014.

"Kami akan mencekal pengembang apa pun dari platform kami yang tidak menyetujui audit menyeluruh ini. Dan, jika kami menemukan pengembang yang menyalahgunakan informasi serta identitas pribadi, kami akan mencekalnya dan memberi tahu semua pengguna yang terpengaruh oleh aplikasi tersebut," tulis Zuckerberg sebagaimana dikutip KompasTekno dari halaman Facebook resminya.

Langkah kedua adalah Facebook akan menerapkan batasan-batasan baru terkait data yang boleh diakses oleh aplikasi pihak ketiga. Misalnya, foto profil, nama profil, hingga alamat e-mail.

"Kami akan mewajibkan pengembang untuk mendapat persetujuan terlebih dahulu sebelum mendapat akses pada data-data ini," lanjutnya.

Ketiga, Facebook akan memperkenalkan sistem baru pada para pengguna untuk melihat aplikasi pihak ketiga mana saja yang memiliki akses pada data diri mereka. Nantinya pengguna juga dapat dengan mudah mencabut izin akses aplikasi yang tidak diinginkan.

"Kami ingin memastikan Anda mengetahui aplikasi mana saja yang Anda izinkan untuk mengakses data pribadi. Bulan depan, kami akan memunculkan 'tools' pada bagian atas linimasa lengkap dengan daftar aplikasi apa saja yang mendapat izin untuk mengakses data Anda," kata Zuckerberg.

Skandal bocornya data 50 juta pengguna Facebook ini mulai terkuak sejak beberapa hari lalu. Cambridge Analytica diduga telah mencuri data tersebut.

Firma ini bekerja untuk kampanye pemenangan Donald Trump pada Pilpres 2016 lalu. Bukan cuma Cambridge Analytica, data pengguna Facebook juga tersimpan dalam arsip Strategic Communications Laboratories (SCL). Keduanya adalah perusahaan yang berafiliasi.

Baca juga: Pendiri WhatsApp Ajak Netizen untuk Hapus Facebook

Karena skandal ini, Facebook kini tengah menghadapi tekanan serta pertanyaan besar dari berbagai pihak. Bahkan, beberapa waktu lalu muncul kabar bahwa parlemen Inggris akan memeriksa Mark Zuckerberg terkait skandal ini.

Bukan hanya itu, pendiri Facebook ini pun tengah dilanda kerugian material dalam jumlah yang besar. Setidaknya harta Zuckerberg turun 4,9 miliar dollar AS atau sekitar Rp 67,5 triliun dalam sehari.

Sementara tekanan ini berlanjut, investor saham khawatir, Facebook akan dijatuhi regulasi lebih berat. Sahamnya pada Senin kemarin terperosok sampai 6,8 persen dan memangkas kekayaan Zuckerberg menjadi 70,4 miliar dolar AS.

Baca juga: Eks Pegawai Tidak Kaget Data Pengguna Facebook Dicuri Konsultan Pilpres

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Facebook
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com