Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Trump Kenakan Tarif Impor untuk Produk Teknologi China

Kompas.com - 24/03/2018, 12:26 WIB
Oik Yusuf,
Reza Wahyudi

Tim Redaksi

Sumber CNN

KOMPAS.com - Setelah mencanangkan tarif impor untuk baja dan aluminium yang masuk ke Amerika Serikat, Donald Trump, sang presiden negara adidaya tersebut, kembali beraksi. Kali ini dia  mengincar produk-produk dari China, khususnya yang terkait dengan teknologi.

Langkah tersebut diambil setelah pemerintah AS melakukan investigasi terkait dugaan pencurian kekayaan intelektual AS oleh perusahaan-perusahaan China. .

Hasilnya, disimpulkan bahwa China kerap "memaksa" perusahaan AS untuk menyerahkan properti intelektual mereka, lewat manuver pemerintahan atau persyaratan kerja sama dengan perusahaan China, apabila ingin masuk ke pasaran Negeri Tirai Bambu tersebut.

Hal ini disinyalir berkontribusi pada ketimpangan neraca perdagangan kedua negara, dengan defisit ratusan miliar dollar AS di pihak Amerika, di luar kerugian dari properti intelektual yang diambil lewat cara ilegal seperti peretasan

"Kita punya masalah pencurian properti intelektual yang sangat besar," kata Trump, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari CNN, Sabtu (24/3/2018).

"(Tarif) ini akan membuat kita jadi negara yang jauh lebih kuat dan lebih kaya," lanjut dia.

Tarif impor tambahan sebesar 25 persen itu diperkirakan bakal berdampak pada impor barang senilai 60 miliar dollar AS dari China. Jenis-jenisnya mencapai 1.300-an barang, meski persisnya belum diketahui apa saja.

Karena menyangkut kekayaan intelektual dan teknologi, diperkirakan yang akan paling terkena imbasnya adalah impor produk-produk impor kategori perangkat komputer, komunikasi, mesin industri seperti robot pabrik dan antariksa.

Selain tarif impor, pemerintahan Trump juga akan memperketat investasi China di proyek-proyek berteknologi tinggi di AS. Perusahaan-perusahaan China akan dilarang menanam modal di sektor-sektor tertentu yang memungkinkan perolehan teknologi.

Baca juga : Trump Larang Qualcomm Dijual ke Perusahaan Asing

Perang dagang, harga naik

Aksi Trump mengumbar tarif impor dikhawatirkan bakal memicu perang dagang antar negara yang berujung merugikan untuk semua pihak. Gejala-gejalanya belakangan sudah mulai tampak jelas.

Pada Jumat pekan lalu, China baru saja membalas tarif impor baja dan aluminium dengan memberlakukan tarif impor tambahan sebesar 15 persen untuk 128 jenis produk yang diimpor dari AS, dengan nilai total sebesar 3 mililar dollar AS.

Yang terbaru, pekan ini China mengumumkan rencana untuk mengenakan pajak sebesar 25 persen untuk produk-produk daging babi dan aluminium daur ulang yang diimpor dari AS.

Tarif impor yang dikenakan Trump terhadap produk-produk teknologi kali ini berbeda dari sebelumnya karena secara spesifik membidik China, bukan negara-negara lain seperti halnya impor baja dan aluminium.

Di lain pihak, pemerintah China melalui Kementerian Perdagangan mengingatkan AS agar tak melakukan tindakan yang membahayakan hubungan dagang bilateral kedua negara. Tapi, ditambahkan pula bahwa China tak takut seandainya perang dagang dengan AS benar-benar menggelora.

"Kami percaya diri dengan kemampuan kami dalam menghadapi tantangan apapun. Kami mengimbau AS untuk berhenti," sebut Kementerian Perdagangan China.

Untuk sektor teknologi, perang dagang antara China dan AS bakal melambungkan harga barang di tingkat konsumen. Maklumlah, banyak perangkat elekronik dan teknologi yang bersangkut paut dengan China, entah menggunakan teknologi Negeri Panda atau diproduksi di sana.

Raksasa-raksasa internet seperti Facebook dan Google pun terancam pusing tujuh keliling karena banyak bergantung pada perusahaan China untuk memasok komponen-komponen untuk server dan data center. Baca juga : 5 Isu yang Dihadapi Perusahaan Teknologi Setelah Trump Jadi Presiden)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com