Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pegawai Uber Singapura Mengaku Diminta Kosongkan Kantor dalam 2 Jam

Kompas.com - 27/03/2018, 08:35 WIB
Fatimah Kartini Bohang,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com — Grab akhirnya resmi mengambil alih bisnis Uber di Asia Tenggara. Dengan ini, Grab menaungi semua aset Uber di Kamboja, Indonesia, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.

Adapun proses pemindahan mitra pengemudi, pelanggan, rekanan pengantaran, dan hal-hal teknis lainnya diprediksi bakal selesai dalam beberapa bulan ke depan. Namun, Uber Singapura agaknya lebih terburu-buru.

Seorang pegawai Uber mengumbar perlakuan tak menyenangkan yang ia dan rekan-rekannya terima. Ia mengaku hanya diberi waktu 2 jam untuk mengemas barang-barang sebelum angkat kaki dari kantor Uber di Mapletree Anson, Singapura.  

“Kalian semua dengar bahwa Uber dibeli Grab. Ini memengaruhi sistem kantor, di mana pegawai cuma diberi waktu dua jam untuk bergegas pergi,” kata salah satu eks pegawai Uber, Syahrizad (@Syhrezd), di akun Twitter personalnya, sebagaimana dihimpun KompasTekno, Selasa (27/3/2018), dari Coconuts.

Uber membantah

Keluhan itu dibantah oleh pernyataan resmi dari Uber. Layanan ride-sharing asal San Francisco tersebut merasa tak pernah bertindak sewenang-wenang terhadap pegawai.

Baca juga: Grab Akuisisi Uber, Bagaimana Nasib Pengguna dan Driver Uber di Indonesia?

“Pegawai di seluruh Asia Tenggara diberi waktu untuk memroses berita ini, menggelar sesi dengan HR, serta konseling secara online,” kata sang juru bicara. Akun Twitter @Syhrezd yang mengicaukan kabar pengosongan kantor dalam 2 jam juga terkunci.

Terlepas dari itu, para pegawai Uber termasuk beruntung karena tak perlu menganggur lama. Grab berinisiasi merangkul para pegawai Uber.

“Tak ada pegawai Uber yang kehilangan pekerjaan hari ini. Kedua perusahaan (Uber dan Grab) sepakat untuk mendahulukan para pegawai Uber dari yang lainnya,” ia menjelaskan.

Persaingan di Indonesia

Uber yang hadir di Indonesia sejak 2014 memberikan layanan transportasi online, yaitu ojek UberMotor dan empat jenis layanan mobil, UberPool, UberX, UberXL, dan UberBlack. Semua layanan ini akan dilebur dan disesuaikan dengan layanan di aplikasi Grab.

Selain transportasi online, Grab juga akan mengambil alih bisnis pengantaran makanan Uber Eats. Uber Eats sendiri belum hadir di Indonesia, layanan pesan antar makanan baru beroperasi di Singapura, Malaysia, dan Thailand.

Ke depannya, layanan tersebut akan dileburkan dengan GrabFood yang sudah hadir di dua negara di Asia Tenggara, Indonesia dan Thailand.

Baca juga: Go-Jek Inisiasi Gerakan #HapusTuyul

Meleburnya bisnis Uber dengan Grab ini membuat persaingan pasar transportasi online semakin ketat, khususnya di Indonesia. Go-Jek yang menguasai pasar di Tanah Air akan mendapat pesaing baru tapi lama, Grab, yang semakin kuat dan lengkap layanannya.

Ini bukan kali pertama Uber menjual bisnisnya ke pemain lokal. Sebelumnya Uber telah menyerahkan bisnisnya di China, ke Didi Chuxing, pada 2016 lalu.

Setelah itu, bisnis di Rusia pun dialihkan ke Yandex pada 2017. Persentase saham yang dipertahankan Uber berbeda-beda. Dengan Didi Chuxing 17,5 persen, sementara dengan Yandex lebih besar, yakni 37 persen.

Lantas, bagaimana dengan nasib pegawai Uber? Menurut juru bicara Grab, para pegawai Uber akan ditawarkan posisi baru di Grab.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com