Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024

Ini Cara Cambridge Gunakan Data Facebook untuk Menangkan Trump

Kompas.com - 27/03/2018, 19:11 WIB


KOMPAS.com — Tak kurang dari 50 juta pengguna Facebook ada di tangan firma analisis data, Cambridge Analytica. Data ini ternyata digunakan untuk kampanye pemenangan Trump pada Pilpres AS 2016 lalu.

Bagaimana caranya data ini digunakan? Media kenamaan Inggris, The Guardian, belum lama ini mendapat bocoran dokumen cetak biru soal bagaimana data ini dimanfaatkan tim kampanye Donald Trump.

Cetak biru ini didapatkan dari mantan pegawai Cambridge Analytica yang baru saja mengakhiri kontraknya dengan perusahaan firma analis data ini. Ia mengklaim dalam dokumen tercatat jelas bagaimana seluruh data pengguna Facebook itu digunakan.

Dalam cetak biru tersebut tercantum setidaknya ada 27 halaman presentasi yang dibuat oleh Cambridge Analytica. Presentasi ini sejatinya dibuat sebagai bahan untuk ditunjukkan kepada klien potensial demi mendapat keuntungan.

"Ini adalah kumpulan kampanye digital berbasis data yang digunakan Trump," ujar Brittany Kaiser, mantan Direktur Pengembangan Bisnis Cambridge Analytica yang membawa cetak biru ini sebagaimana dikutip KompasTekno dari The Guardian, Selasa (27/3/2018).

Baca juga: Christopher Wylie, Mahasiswa Pengungkap Kebocoran Data Pengguna Facebook

Dalam cetak biru ini terungkap bahwa firma Cambridge Analytica melakukan beberapa metode, yakni penelitian, survei intensif, pemodelan data, serta mengoptimalkan penggunaan alogaritma untuk menargetkan sebanyak 10.000 iklan berbeda pada audiens.

Praktik ini kemudian dilakukan pada audiens yang berbeda-beda sesuai data diri mereka dan dilakukan dalam bulan-bulan menjelang pemilihan 2016 silam.

Dalam dokumentasi yang dipresentasikan beberapa minggu setelah Trump dinyatakan terpilih ini, tercatat bahwa iklan kampanye yang disebar tersebut telah dilihat sebanyak miliaran kali oleh para calon pemilih.

Contoh pengoptimalan algoritma, berita negatif ditampilkan ke pemilih potensial Hillary Clinton, pesaing Trump di Pilpres AS 2016 lalu.The Guardian Contoh pengoptimalan algoritma, berita negatif ditampilkan ke pemilih potensial Hillary Clinton, pesaing Trump di Pilpres AS 2016 lalu.
"Ada permintaan dari orang-orang di lingkaran perusahaan untuk tahu bagaimana kami melakukannya. Semua orang ingin tahu, baik itu klien lama maupun klien potensial. Tentu kami bisa saja menunjukkannya pada orang yang telah menandatangani persetujuan," ungkap Kaiser.

Kaiser menambahkan, ia sendiri tidak terlibat secara langsung dalam kampanye pemenangan Trump. Namun, beberapa kali ia pernah mengatur pertemuan di antara para petinggi untuk membicarakan hal ini.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke