Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Wangiri, Penipuan Berkedok "Missed Call" dari Luar Negeri

Kompas.com - 01/04/2018, 17:12 WIB
Yudha Pratomo,
Oik Yusuf

Tim Redaksi


KOMPAS.com — Mendapat panggilan telepon dari nomor luar negeri adalah hal lumrah, apalagi jika kita memiliki relasi di sana. Namun, yang patut diwaspadai adalah jika nomor tersebut asing dan tak dikenal. Pasalnya, bisa jadi ini adalah modus penipuan berbasis panggilan premium.

Modus penipuan ini diketahui telah memakan cukup banyak korban dan bukan hanya terjadi di Indonesia. Pada Februari lalu di Australia, sejumlah pengguna operator seluler melaporkan adanya panggilan telepon misterius dari nomor internasional. Berdasarkan dari awalan kode negaranya, nomor-nomor ini ditengarai berasal dari Kongo, Papua Niugini, Belgia, hingga Afrika.

Kejadian serupa terjadi di Selandia Baru. Laporan Newshub.co.nz menyebutkan, pada awal 2017 lalu masyarakat di sana "diteror" berkali-kali oleh panggilan tak terjawab alias missed call dari luar negeri. Bahkan, menurut laporan, "teror" tersebut bisa terjadi sampai lebih dari dua kali sehari dalam kurun waktu yang berdekatan.

Modus scam semacam ini ternyata bukan hal baru, bahkan kabarnya sudah mulai beredar sejak awal tahun 2000-an. Penipuan berbasis telepon premium ini lebih dikenal dengan istilah wangiri, dari kata dalam bahasa Jepang yang bermakna "panggilan tak terjawab".

Modus penipuan ini ditengarai memang berasal dari "Negeri Matahari Terbit". Dilansir KompasTekno dari Economist, Minggu (1/4/2018), pada 2002 silam Jepang dilanda badai scam missed call besar-besaran sampai-sampai operator seluler di sana kewalahan menangani fenomena ini. Dari sinilah istilah wangiri kemudian muncul dan digunakan sampai sekarang.

Berdasarkan keterangan dari salah satu operator seluler di Jepang, wangiri merupakan skema penipuan yang menargetkan pengguna ponsel secara acak.

Pelaku membuat ribuan panggilan random pada nomor ponsel di berbagai negara hanya dengan sekali dering alias missed call. Pelaku memanfaatkan perilaku manusia yang kecanduan telepon seluler kala itu. Dengan begitu, diharapkan ada korban yang penasaran dengan missed call ini kemudian melakukan panggilan balik.

Di sinilah kemudian pelaku menguras korban. Jika korban melakukan panggilan balik pada nomor tersebut, korban akan dikenai tarif premium sehingga tagihan teleponnya akan membludak. Tagihan inilah yang kemudan masuk ke kantong si pelaku.

Baca juga : Dapat Missed Call dari Luar Negeri? Awas, Jangan Ditelepon Balik

Terjadi di Indonesia

Modus penipuan ini ternyata terjadi juga di Indonesia. Akhir-akhir ini sejumlah pengguna ponsel melaporkan telah mendapat missed call dari nomor luar negeri yang tak dikenal. Bahkan, beberapa dari mereka mengaku mendapat panggilan misterius itu lebih dari satu kali dan berasal dari negara yang berbeda.

Melalui Twitter, mereka ramai-ramai mengeluhkan hal ini. Salah satunya adalah akun @ashfinzul yang melaporkan telah mendapat panggilan misterius dari nomor +242 801130490 sebanyak dua kali pada pukul 09.15 dan 12.05, Sabtu (31/3/2018) kemarin.

Laporan lain pun muncul dari akun @Dhenny_A. Dalam satu minggu terakhir, dua kali ia mendapat panggilan dari nomor luar negeri yang tak dikenal. Dua nomor asing tersebut berasal dari dua negara yang berbeda.

Penipuan ini pun bukan pertama kalinya terjadi di Indonesia. Pada 2016 lalu, sejumlah pengguna operator seluluer mengeluhkan menerima "teror" dari nomor telepon internasional dengan awalan kode negara +77.

Kemudian beredar pesan berantai yang isinya mengajak pengguna ponsel berhati-hati bila menerima telepon dari nomor yang tidak dikenal, apalagi berasal dari luar negeri.

Menurut pesan berantai tersebut, jika pengguna menelepon balik ke nomor internasional tadi, data nomor telepon di ponsel akan diambil dan penelepon dikenai biaya 15 hingga 30 dollar AS per panggilan.

Cara menghindarinya

Wangiri adalah modus penipuan dengan beradasarkan panggilan telepon, oleh karena itu ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghindarkan Anda dari modus penipuan ini.

Cara pertama tentu saja adalah jangan menelepon balik apabila nomor tidak dikenal. Lalu, cara kedua untuk melakukan pencegahan adalah dengan berhati-hati saat menggunakan media sosial, seperti Facebook ataupun Twitter.

Jika memungkinkan, sebaiknya Anda tidak mencantumkan nomor kontak pribadi pada akun media sosial Anda. Apaila sudah terlanjur, sebaiknya Anda segera menghapusnya untuk berjaga-jaga.

Kemudian, Anda harus waspada jika mendapat pesan berupa tautan tak dikenal. Bisa jadi ini adalah modus phising yang akan menyedot data Anda termasuk nomor ponsel yang kemudian bisa disalahgunakan.

Selain itu, bagi Anda yang gemar berbelanja online, sepatutnya Anda lebih waspada. Pastikan halaman belanja yang Anda akses dimulai dengan awalan "HTTPS". Jika demikian, artinya situs ini aman dan detail pribadi mulai dari nomor ponsel hingga kartu kredit Anda juga terjaga.

Anda juga sebaiknya tidak memberikan informasi pribadi Anda kepada orang tak dikenal. Kecuali Anda sudah sangat yakin keamanan serta kerahasiaan data Anda terjamin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kacamata Pintar Meta 'Ray-Ban' Sudah Bisa Dipakai Video Call WhatsApp

Kacamata Pintar Meta "Ray-Ban" Sudah Bisa Dipakai Video Call WhatsApp

Gadget
Tanggal Rilis Game terbaru Hoyoverse Bocor di App Store

Tanggal Rilis Game terbaru Hoyoverse Bocor di App Store

Game
Revisi UU Penyiaran, KPI Bisa Awasi Konten Netflix dan Layanan Sejenis

Revisi UU Penyiaran, KPI Bisa Awasi Konten Netflix dan Layanan Sejenis

e-Business
Revisi UU Penyiaran Digodok, Platform Digital Akan Diawasi KPI

Revisi UU Penyiaran Digodok, Platform Digital Akan Diawasi KPI

Internet
Arti Kata NT, Bahasa Gaul yang Sering Dipakai di Medsos dan Game

Arti Kata NT, Bahasa Gaul yang Sering Dipakai di Medsos dan Game

Internet
Profil Lee Jae-Yong, Bos Besar Samsung yang Jadi Orang Terkaya di Korea Selatan

Profil Lee Jae-Yong, Bos Besar Samsung yang Jadi Orang Terkaya di Korea Selatan

e-Business
Tablet Samsung Galaxy Tab S6 Lite 2024 Resmi di Indonesia, Ini Harganya

Tablet Samsung Galaxy Tab S6 Lite 2024 Resmi di Indonesia, Ini Harganya

Gadget
WhatsApp Dituduh Bocorkan Informasi Warga Palestina ke Israel, Ini Faktanya

WhatsApp Dituduh Bocorkan Informasi Warga Palestina ke Israel, Ini Faktanya

Internet
Cara Mengaktifkan eSIM Telkomsel di HP Android dan iPhone

Cara Mengaktifkan eSIM Telkomsel di HP Android dan iPhone

e-Business
Razer Perkenalkan Kishi Ultra, Controller Game dengan 'Sensa HD Haptics'

Razer Perkenalkan Kishi Ultra, Controller Game dengan "Sensa HD Haptics"

Gadget
10 Cara Menghilangkan Iklan di HP Tanpa Aplikasi Tambahan, Mudah dan Praktis

10 Cara Menghilangkan Iklan di HP Tanpa Aplikasi Tambahan, Mudah dan Praktis

Gadget
Rawan Rusak, Aksesori FineWoven iPhone dan Apple Watch Dihentikan?

Rawan Rusak, Aksesori FineWoven iPhone dan Apple Watch Dihentikan?

Gadget
Fitur Penerjemah Kalimat Instan Pakai  'Circle to Search' Sudah Bisa Dicoba di Indonesia

Fitur Penerjemah Kalimat Instan Pakai "Circle to Search" Sudah Bisa Dicoba di Indonesia

Software
Triwulan I-2024, Transaksi Judi Online di Indonesia Tembus Rp 100 Triliun

Triwulan I-2024, Transaksi Judi Online di Indonesia Tembus Rp 100 Triliun

e-Business
Polres Jakarta Selatan Tangkap Mantan Atlet E-sports Terkait Kasus Narkoba

Polres Jakarta Selatan Tangkap Mantan Atlet E-sports Terkait Kasus Narkoba

Game
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com