Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Data yang Direkam Apple Watch Jadi Kunci Kasus Pembunuhan

Kompas.com - 03/04/2018, 07:12 WIB
Yudha Pratomo,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perangkat jam tangan pintar Apple dapat merekam segala kondisi pemakainya. Salah satunya adalah fungsi sensor detak jantung yang bisa merekam kondisi kesehatan pengguna.

Tak disangka, fitur ini ternyata juga dapat membantu kepolisian meringkus pelaku pembunuhan. Di Australia pada akhir 2016, Myrna Nilsson (57) ditemukan tewas mengenaskan di rumahnya di kawasan Adelaide.

Saat dibunuh, sebuah Apple Watch terikat pada lengannya. Dari data yang direkam perangkat pintar inilah polisi kemudian membekuk si pelaku pembunuhan.

Berdasarkan bukti ini, Caroline Nilsson yang merupakan menantu Myrna Nilsson menjadi satu-satunya yang dijadikan sebagai tersangka.

Baca juga: Apple Watch Selamatkan Nyawa Peselancar yang Terapung di Lautan

Pada awalnya, Caroline mengaku bahwa sebelum tewas, mertuanya pulang diikuti oleh beberapa pria, dan terlibat pertengkaran di depan rumah selama kurang lebih 20 menit. Caroline mengaku ia diikat di dapur dan pintu terkunci.

Namun data data di Apple Watch menunjukkan rentang waktu ketika korban diserang hingga meninggal adalah sekitar tujuh menit. Berdasar data inilah Caroline diduga sebagai pelaku yang melabrak masuk ke rumah, dan membunuh mertuanya.

Menurut Carmen Matteo, jaksa yang menangani kasus ini, Apple Watch yang dikenakan Myrna menjadi bukti penting setelah beberapa analisis dilakukan pada data yang terekam dalam perangkat tersebut.

Ia mengatakan, data tersebut didapat dari sensor detak jantung yang melacak gerakan serta aktivitas Myrna pada hari kematiannya. Data itu menunjukkan ada perubahan aktivitas korban sekitar pukul 18:38. Saat itu pelaku diketahui berada di rumah korban.

"Korban diserang sekitar pukul 18:38 dan dipastikan meninggal pada pukul 18:45," ungkap Matteo sebagaimana dikutip KompasTekno, Selasa (3/4/2018) dari dari ABC.net.au.

Ia juga menambahkan, dari data yang dianalisis terlihat bahwa kondisi jantung korban sebelumnya masih konsisten dan cenderung aman. Tapi tubuhnya kemudian mengalami syok dan kehilangan kesadaran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com