Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diminta Mundur, Zuckerberg Minta Kesempatan Kedua

Kompas.com - 06/04/2018, 14:21 WIB
Oik Yusuf,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

Sumber NDTV

KOMPAS.com - Skandal bocornya data puluhan juta pengguna Facebook ke tangan pihak ketiga, untuk manipulasi politik, membuat perusahaan media sosial itu mendapat sorotan publik internasional, termasuk di Indonesia.

Di tengah badai kontroversi yang menerpa, salah satu investor Facebook meminta CEO Mark Zuckerberg selaku pimpinan tertinggi untuk mundur.

“(Facebook) adalah perusahaan terbesar ke delapan di dunia,” ujar sang investor tersebut, Scott Stringer dari Dana Pensiun Kota New York, yang memiliki saham Facebook senilai 1 miliar dollar AS.

Stringer meminta Zuckerberg agar lengser dan digantikan oleh chairman independen, ditambah tiga direktur yang berpengalaman soal data dan etika, untuk membenahi persoalan privasi data pengguna di Facebook.

“Mereka punya 2 miliar pengguna. Mereka sedang berada di ranah yang asing serta belum bisa menyakinkan pengguna untuk merasa positif terhadap Facebook dan datanya aman,” lanjut Stringer, sambil menambahkan bahwa Facebook bisa "membahayakan demokrasi".

Baca juga: Hasil Pertemuan Kominfo dan Facebook Terkait Kebocoran Data Pengguna

Meski demikian, Stringer mengakui bahwa Zuckerberg selaku CEO sekaligus pendiri Facebook tidak bisa dipecat dari perusahaannya. Zuckerberg hanya bisa dilengserkan apabila dia sendiri yang mengundurkan diri.

Ini karena Zuckerberg menguasai mayoritas saham dengan hak suara (voting rights) di Facebook. Kendali Facebook pun sepenuhnya berada di tangan Zuckerberg, sementara investor tak memiliki banyak suara.

“Secara desain, dia tak bisa dipecat -hanya bisa undur diri. Itulah yang dia harus lakukan sekarang,” kata Stringer.

Minta kesempatan lagi

Kendati diminta mundur oleh salah satu investor itu, dari dalam Facebook sendiri, Zuckerberg mengaku tidak diminta mundur oleh dewan direksi perusahaan. Hal tersebut diungkapkannya dalam sebuah sesi conference call dengan wartawan, pekan ini.

“Berilah saya kesempatan kedua,” jawab Zuckerberg ketika ditanya apakah dia masih merasa sebagai nakhoda yang layak untuk Facebook, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari NDTV, Jumat (6/4/2018).

Zuckerberg mengakui bahwa kebocoran data pengguna Facebook merupakan tanggung jawabnya sebagai pimpinan tertinggi perusahaan.

Sebelumnya, Chief Technology Officer Facebook, Mike Schroepfer mengungkapkan bahwa data 87 juta pengguna Facebook telah dicuri oleh Cambridge Analytica. Sebanyak lebih dari 1 juta di antaranya merupakan pengguna dari Indonesia.

Baca juga: 9 April, Facebook Ungkap Siapa Saja Pengguna Indonesia yang Dicuri Datanya

“Saat Anda membangun sesuatu seperti Facebook yang sebelumnya belum pernah ada di dunia, pastilah Anda membuat kesalahan,” ucap Zuckerberg. “Saya pikir sudah seharusnya orang-orang berpikir kami akan belajar dari kesalahan.”

Meski berencana menerapkan langkah-langkah preventif untuk mencegah kebocoran data serupa di masa depan, masalah privasi Facebook agaknya masih akan berlangsung lama. Zuckerberg sendiri menyatakan pihaknya bakal butuh waktu bertahun-tahun untuk menyelesaikan persoalain ini.

“Proses memerangi disinformasi akan berlangsung dalam hitungan tahun,” kata Zuckerberg.

“Saya yakin kami membuat kemajuan dalam menghadapi ancaman macam ini, tapi mereka sangat canggih. Kami tidak bisa sepenuhnya menyelesaikan problem macam begini,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber NDTV
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com