Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vendor Smartphone Ini Terancam Dilarang Pakai Android

Kompas.com - 19/04/2018, 19:09 WIB
Oik Yusuf,
Reza Wahyudi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Awal pekan ini, otoritas Commerce Department di Amerika Serikat menjatuhkan sanksi blokir produk teknologi selama tujuh tahun untuk ZTE.

Perusahaan-perusahaan teknologi AS tidak dibolehkan melakukan transaksi apapun yang melibatkan komoditas atau software dan produk-produk teknologi dengan ZTE.

Perusahaan China itu pun terancam tak bisa lagi menggunakan Android -sistem operasi yang lisensinya dipegang oleh Google, sebuah perusahaan AS- untuk dipakai di aneka gadget mobile buatannya.

Setali tiga uang dengan perusahaan-perusahaan teknologi bekan lainnya macam Qualcomm dan Dolby yang dilarang menjual hardware atau teknologi ke ZTE.

ZTE kini dikabarkan tengah berdiskusi dengan Alphabet selaku perusahaan induk Google untuk mencari jalan keluar. Namun, kedua pihak menolak berkomentar tentang upayanya.

“Pihak kami saat ini sedang mengevaluasi implikasi dari hal tersebut terhadap perusahaan. Kami juga tengah berkomunikasi dengan pihak-pihak terkait untuk memberikan respon yang sesuai,” sebut seorang juru bicara ZTE.

Sistem operasi Android sendiri sebenarnya bersiftat terbuka alias open source. Jikapun tak bisa memperoleh lisensi pemakaiannya dari Google, ZTE masih bisa menggunakan source code Android untuk membuat OS versi sendiri.

Namun, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari Cnet, Kamis (19/4/2018), Commerce Departement bisa saja memblokir bagian komponen penting dari ekosistem Android, misalnya toko aplikasi Google Play Store, agar tak bisa digunakan oleh ZTE.

Dicurigai

Pemerintah AS dan otoritas-otoritas telekomunikasi di Negeri Paman Sam belakangan memang menaruh curiga terhadap vendor perangkat keras asal China, seperti ZTE dan Huawei.

Mereka khawatir perusahaan China bisa saja menjual perangkat telekomunikasi yang disisipi program mata-mata ke perusahaan Amerika Serikat.

Backdoor tersembunyi di jaringan kita, di router, switch, dan perlengkapan jaringan lain bisa memungkinkan negara lain memasukkan virus dan malware lain, untuk mencuri data warga AS, memata-matai bisnis AS, dan banyak lagi,” ujar Chairman Federal Communications Commission (FCC) Ajit Pai yang mengajukan proposal pemblokiran ZTE.

Akar persoalan bermula ketika beberapa tahun lalu ZTE diketahui menjual perangkat-perangkat asal AS ke Iran sehingga melanggar embargo atas negeri tersebut. ZTE juga diketahui menjual peralatan telekomunikasi ke Korea Utara.

ZTE kemudian setuju membayar sejumlah denda ke pemerintah AS dan menghukum para staf yang bertanggung jawab atas penjualan perangkat ke dua negara musuh bebuyutan Paman Sam itu.

Namun, ZTE kemudian dinilai memberikan informasi yang keliru soal tindakan yang sudah diambil.

“Alih-alih memberi menghukum staf dan manajemen seniornya, ZTE justru memberikan penghargaan kepada mereka. Perilaku ini tidak bisa dibiarkan,” ujar Secretary of Commerce Wilbur L. Ross Jr. dalam sebuah pernyataan.

Baca juga : Ini Alasan Trump Kenakan Tarif Impor untuk Produk Teknologi China

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com