Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024

Indosat: Registrasi Prabayar Bikin Pendapatan Operator Turun

Kompas.com - 20/04/2018, 09:05 WIB

BANDAR LAMPUNG, Kompas.com - Program registrasi kartu SIM prabayar yang dicanangkan pemerintah sejak Oktober 2017 lalu sedikit banyak mengubah model bisnis operator seluler. Jika sebelumnya penjualan starter pack (kartu perdana sekaligus paket kuota) laris manis, maka ke depan tak bisa lagi berharap di sektor itu.

Pasalnya, untuk satu operator seluler, masyarakat hanya bisa mendaftarkan sendiri satu NIK dan nomor KK untuk tiga kartu perdana prabayar. Jika lebih dari itu, pengguna harus mendaftar ke gerai resmi, yang bisa jadi membuat mereka enggan.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) sejak awal memang mengatakan salah satu tujuan registrasi kartu SIM prabayar adalah mencegah adanya praktik “sekali beli kartu perdana langsung buang” di lapangan.

“Imbasnya (registrasi kartu SIM prabayar) pasti lumayan di industri. Yang menjalankan program ini dengan benar pasti kena imbas. Ada yang hilang, revenue turun,” kata Joy Wahjudi, CEO Indosat Ooredoo, Rabu (20/4/2018), di Bandar Lampung.

Presiden Direktur sekaligus CEO Indosat Ooredoo, Joy Wahjudi, KOMPAS.com/Fatimah Kartini Bohang Presiden Direktur sekaligus CEO Indosat Ooredoo, Joy Wahjudi,
“Kalau ada yang revenue-nya tidak turun, aneh juga. Itu jadi tanda tanya. Lihat saja nanti Q1 (kuartal I),” Joy menambahkan.

Baca juga: Nomor SIM yang Diregistrasi Pakai NIK dan KK Orang Lain Akan Diblokir

Joy Wahjudi belum bisa memastikan sesignifikan apa penurunan revenue yang bakal dialami Indosat Ooredoo. Yang jelas, pihaknya tengah mencari solusi untuk menggenjot pendapatan dari sektor lain.

“Kami akan rancang model bisnis baru ke mitra. Nggak lagi dorong ke jualan starter pack, tetapi lebih ke voucher dan top-up pulsa,” ia menuturkan.

Selama ini, jualan starter pack laris manis karena kebiasaan masyarakat yang tak mau repot isi kuota. Komisi penjualannya untuk para mitra pun terbilang besar, yakni 10 persen.

“Kalau soal komisi kan sebenarnya tergantung kami, bisa diturunin untuk penjualan A dan digedein untuk penjualan B,” ia berujar.

Ia berharap perubahan model bisnis ini menjadi komitmen semua operator, sehingga tercipta sebuah kompetisi yang seimbang dan sehat.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke