Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profesor "Biang Keladi" Skandal Facebook Angkat Bicara

Kompas.com - 24/04/2018, 10:42 WIB
Oik Yusuf,
Reza Wahyudi

Tim Redaksi

Sumber CNET

Sebagian besar (70) juta di antaranya berasal dari pengguna di Amerika Serikat, tapi ada juga sebagian pengguna dari Indonesia.

Baca juga : Ini Ciri-ciri Akun Facebook yang Dicuri, 1 Juta Orang Indonesia Terdampak

Masih menurut Cambridge Analytica, data yang diperoleh dari GSR lalu diujicoba, tapi ternyata ditemukan kurang efektif dibandingkan metode targeting konvensional.

Lantaran itu, Cambridge Analytica kemudian menggelar sendiri pengumpulan data kepribadian pengguna Facebook pada 2015, tapi kali ini dengan meminta persetujuan penuh dari responden, tak diam-diam seperti yang dilakukan kuis GSR.

Data hasil pengumpulan sendiri inilah, menurut Cambridge Analytica, yang dipakai untuk kampanye presiden Donald Trump.

“Saat Facebook meminta Cambridge Analytica menghapus data GSR/Kogan, perusahaan segera menghapus data mentahnya dari server,” tulis Cambridge Analytica, sambil menambahkan bahwa data tersebut tidak dibagikan ke pihak lain manapun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber CNET
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com