Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Layanan "Music Streaming" Sumbang 43 Persen Pendapatan Industri Musik

Kompas.com - 25/04/2018, 12:00 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Reza Wahyudi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Awal kemunculan platform music streaming, seperti iTunes milik Apple dan Spotify, disambut protes dari sebagian musisi dunia.

Kala itu, mereka menganggap layanan music streaming merusak nilai seni sebuah karya musik dan menganggap keuntungan dari platform tersebut lebih kecil dibanding penjualan keping CD dan unduhan.

Namun seiring berjalannya waktu, menurut laporan Recording Industry Association of America, tahun 2016 penjualan keping CD menurun secara global, dengan hanya terjual 99,4 juta keping.

Pada tahun yang sama, justru music streaming menjadi penyelamat industri musik, dengan total pendapatan 16 miliar dollar AS (sekitar Rp 223 triliun).

Tren positif ini berlanjut hingga tahun 2017, yang naik 17, 4 miliar dollar AS (sekitar Rp 242 triliun). Platform music streaming, menyumbang 43 persen dari total pendapatan industri musik secara keseluruhan.

Secara spesifik, pertumbuhan pendapatan music streaming mencapai 39 persen per tahun, naik 2,1 miliar hingga mencapai 7,4 miliar dollar AS (sekitar Rp 103 triliun). Capaian tersebut terus meningkat hingga melebihi total pendapatan format lama, yakni kepingan CD dan unduhan.

Data dari MIDiA menajbarkan jika music streaming menyumbang 43 persen dari total pendapatan industri musik.MIDiA Data dari MIDiA menajbarkan jika music streaming menyumbang 43 persen dari total pendapatan industri musik.

Total penjualan CD dan unduhan, mencapai 783 juta dollar AS (sekitar Rp 10,9 triliun), dan mengalami penurunan 10 persen dari tahun lalu.

Dari laporan firma riset MIDiA, yang dihimpun KompasTekno, Rabu (24/4/2018), label-label Amerika Serikat (AS) mendominasi raihan keuntungan dari industri musik.

Label rekaman ternama dunia, Universal Music, menjadi pemuncak posisi tahun 2017 dengan pendapatan 5,1 miliar dollar AS (sekitar Rp 72,1 trilun). Sony Music mengekor di urutan kedua dengan total pendapatan 3,6 miliar dollar AS (sekitar 50,7 triliun).

Baca juga : Spotify Beberkan 2 Juta Penggunanya Pakai Aplikasi Bajakan

Sementara Warner Music, bercokol di posisi ketiga dengan pangsa pasar tumbuh hinga 3,1 miliar dollar AS (sekitar Rp 43,6 trilun).

Platform musik online juga turut menggenjot pertumbuhan sektor independen, yang banyak diisi label dan musisi indie dengan menyumbang pendapatan 4,79 miliar AS (sekitar Rp 67 triliun).

Namun, sebagian keuntungan sektor independen, turut diserap label-label besar yang menaungi. Musisi-musisi indie banyak memanfaatkan platform musik digital, seperti Soundcloud, Believe Digital's Tunecore, CD Baby, dan Bandcamp.

Semua perusahaan platform musik digital tersebut meraup pendapatan total 472 juta dollar AS (sekitar Rp 6,5 triliun) di tahun 2017, naik dari tahun sebelumnya yang mencapai 371 juta dollar AS (sekitar Rp 5,1 triliun).

Semakin tingginya akses music streaming dan platform musik digital, semakin membuat diversifikasi atau keberagaman selera musik, yang muncul di pasar.

 Walaupun industri musik terbantukan dengan music streaming, pendapatan yang diraih masih kurang dari setengah pendapatan yang diperoleh pada tahun 1999. Tahun tersebut dinobatkan sebagai persentase terbaik industri musik yang mencapai 15 miliar dollar AS pada masa itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com