Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Android Ber-chipset Snapdragon Bakal Makin Murah?

Kompas.com - 27/04/2018, 13:26 WIB
Oik Yusuf,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

Sumber CNET

KOMPAS.com - Sengketa biaya lisensi teknologi antara Qualcomm dan Apple terus berlanjut. Dalam perkembangan terbaru pekan ini, Qualcomm mengumumkan bakal memangkas biaya royalti bagi pabrikan-pabrikan handset yang memakai produk teknologinya.

Samsung selaku salah satu klien besar Qualcomm, dilaporkan sudah membayar royalti lebih sedikit atau lebih murah ke Qualcomm. Sementara, Qualcomm sendiri menurunkan proyeksi pendapatan bisnis lisensi, akibat pemangkasan biaya royalti tersebut.

Apakah ini berarti harga handset yang memakai teknologi Qualcomm seperti chip modem, SoC Snapdragon, dan 4G bakal mengalami penurunan, alias makin dijual murah? Boleh jadi, tapi belum tentu pula, karena harga jual akhir ke konsumen ditentukan oleh banyak faktor.

Pendapatan bisnis lisensi Qualcomm untuk kuartal yang sedang berjalan diproyeksikan menurun sebanyak 300 juta dollar AS, hingga menjadi 950 juta dollar AS saja.

Sementara, total pendapatan perusahaan diperkirakan sebesar 5,2 miliar dollar AS untuk kuartal berjalan yang berakhir pada Juni 2018 mendatang, di bawah estimasi analis yang sebesar 5,28 miliar dollar AS.

Tarik persenan

Qualcomm menarik biaya lisensi berdasarkan persentase, dikalikan dengan harga jual perangkat. Walhasil, semakin tinggi harga jual ponsel, semakin banyak pula royalti yang direguk.

Baca juga: Ponsel ZTE Tak Bisa Pakai Chip Qualcomm

Qualcomm bisa mendapat pendapatan royalti lebih banyak dari ponsel berharga 500 dollar AS ketimbang yang berharga 200 dollar AS, meskipun keduanya menggunakan komponen yang sama dari Qualcomm.

Inilah pangkal persoalan hukum antara Apple dan Qualcomm. Pabrikan perangkat berharga mahal seperti Apple terpaksa membayar biaya royalti yang tinggi ke Qualcomm. Dalam gugatan hukumnya yang dilayangkan awal tahun 2017, Apple menyatakan menolak membayar biaya royalti yang diminta Qualcomm.

Qualcomm berupaya mencari penyelesaian, antara lain dengan menurunkan biaya royalti yang ditarik dari pabrikan handset. Dalam pemangkasan terbaru minggu ini, perusahaan tersebut menurunkan batasan harga dasar ponsel yang membayar lisensi maksimal sebesar 400 dollar AS.

Dengan kata lain, pabrikan perangkat berharga di bawah 400 dollar AS bisa membayar biaya royalti lebih murah. Sementara, pabrikan perangkat peremium berharga di atas 400 dollar AS pun hanya perlu membayar biaya royalti maksimal, setara yang dibayarkan ponsel 400 dollar AS.

Pemangkasan harga dasar ponsel untuk acuan royalti ini bakal paling menguntungkan para pabrikan yang memproduksi perangkat berbanderol mahal dan volume penjualan besar, macam Apple dan Samsung. Sebelumnya, harga dasar ponsel untuk acuan royalti Qualcomm adalah 500 dollar AS.

Selain itu, pada November 2017, Qualcomm menurunkan harga lisensi paten-paten standard essential menjadi sebesar 3,25 persen, termasuk untuk teknologi wireless 5G

Terancam ditinggal

Qualcomm adalah penyedia komponen chip mobile terbesar du dunia. Qualcomm juga memiliki paten teknologi dasar (standard essential) yang dipakai di berbagai aspek jaringan seluler.

Karena itulah, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari Cnet, Jumat (27/4/2018), Qualcomm mendapat pendapatan besar dari lisensi teknologi dan produk-produknya ke pabrikan handset. Tapi Qualcomm menarik biaya lisensi ini berdasarkan harga jual keseluruhan perangkat, bukan per komponen.

Apple pun menolak membayar royalti ke Qualcomm karena merasa biaya terlalu tinggi dan tidak fair. Vendor berlambang buah apel tergigit itu bahkan dilaporkan hendak beralih ke pabrikan chip lain untuk memenuhi kebutuhan di gadget macam iPhone dan iPad.

Baca juga: iPhone Dikabarkan Akan Mulai Memakai Chip Intel Tahun Ini

Kabar terakhir menyebutkan, Apple berencana meninggalkan Qualcomm sepenuhnya pada iPhone baru yang akan meluncur tahun ini. Namun, hal itu agaknya urung terjadi karena pabrikan alternatif macam Intel belum bisa memenuhi angka kebutuhan Apple.

Qualcomm juga melaporkan tengah berdiskusi untuk mencari solusi dengan pelisensi lain yang menolak membayar royalti seperti Apple. Nama sang pelisensi ini tak disebutkan, tapi disinyalir tak lain merupakan Huawei, pabrikan smartphone terbesar ketiga di dunia setelah Samsung dan Apple.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNET
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

HP Vivo T3X 5G Meluncur dengan Snapdragon 6 Gen 1 dan Baterai Jumbo

HP Vivo T3X 5G Meluncur dengan Snapdragon 6 Gen 1 dan Baterai Jumbo

Gadget
Siap-siap, Pengguna Baru X Twitter Bakal Wajib Bayar Buat 'Ngetwit'

Siap-siap, Pengguna Baru X Twitter Bakal Wajib Bayar Buat "Ngetwit"

Software
Daftar Paket Internet eSIM Telkomsel, PraBayar, Roaming, Tourist

Daftar Paket Internet eSIM Telkomsel, PraBayar, Roaming, Tourist

e-Business
8 Cara Mengatasi Kode QR Tidak Valid di WhatsApp atau “No Valid QR Code Detected”

8 Cara Mengatasi Kode QR Tidak Valid di WhatsApp atau “No Valid QR Code Detected”

e-Business
Ramadhan dan Idul Fitri 2024, Trafik Internet Telkomsel Naik 12 Persen

Ramadhan dan Idul Fitri 2024, Trafik Internet Telkomsel Naik 12 Persen

Internet
Tampilan Baru WhatsApp Punya 3 Tab Baru, “Semua”, “Belum Dibaca”, dan “Grup”, Apa Fungsinya?

Tampilan Baru WhatsApp Punya 3 Tab Baru, “Semua”, “Belum Dibaca”, dan “Grup”, Apa Fungsinya?

Software
HMD Perkenalkan Boring Phone, HP yang Dirancang 'Membosankan'

HMD Perkenalkan Boring Phone, HP yang Dirancang "Membosankan"

Gadget
7 HP Kamera Boba Mirip iPhone Lengkap dengan Harga dan Spesifikasinya

7 HP Kamera Boba Mirip iPhone Lengkap dengan Harga dan Spesifikasinya

Gadget
Motorola Edge 50 Ultra dan 50 Fusion Meluncur, Harga mulai Rp 6 Jutaan

Motorola Edge 50 Ultra dan 50 Fusion Meluncur, Harga mulai Rp 6 Jutaan

Gadget
Apple Investasi Rp 255 Triliun di Vietnam, di Indonesia Hanya Rp 1,6 Triliun

Apple Investasi Rp 255 Triliun di Vietnam, di Indonesia Hanya Rp 1,6 Triliun

e-Business
Ketika Sampah Antariksa NASA Jatuh ke Bumi Menimpa Atap Warga

Ketika Sampah Antariksa NASA Jatuh ke Bumi Menimpa Atap Warga

Internet
CEO Apple Bertemu Presiden Terpilih Prabowo Subianto Bahas Kolaborasi

CEO Apple Bertemu Presiden Terpilih Prabowo Subianto Bahas Kolaborasi

e-Business
'Fanboy' Harap Bersabar, Apple Store di Indonesia Masih Sebatas Janji

"Fanboy" Harap Bersabar, Apple Store di Indonesia Masih Sebatas Janji

e-Business
WhatsApp Rilis Filter Chat, Bisa Sortir Pesan yang Belum Dibaca

WhatsApp Rilis Filter Chat, Bisa Sortir Pesan yang Belum Dibaca

Software
Steam Gelar 'FPS Fest', Diskon Game Tembak-menembak 95 Persen

Steam Gelar "FPS Fest", Diskon Game Tembak-menembak 95 Persen

Game
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com