Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Moch S. Hendrowijono
Pengamat Telekomunikasi

Mantan wartawan Kompas yang mengikuti perkembangan dunia transportasi dan telekomunikasi.

kolom

Tata Cara Registrasi Kartu Prabayar Harus Diubah

Kompas.com - 28/04/2018, 22:20 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PROSES registrasi kartu prabayar lama secara mandiri akan berakhir pada 30 April, dan mulai tanggal 1 Mei 2018 semua kartu yang diindikasikan aktif tetapi tidak diregistrasi ulang, akan diblokir total.

Registrasi kartu prabayar baru tetap bisa dilakukan, dan, beda dengan kebijakan awal, satu NIK (nomor induk kependudukan) hanya boleh mengaktifkan maksimal tiga kartu perdana, tetapi kalau pedagang ingin aktifkan banyak harus ke distributor atau operator.

Namun ke depan, tataniaga perkartu-SIM-an haruslah diubah, kartu perdana dijual terpisah dengan paket data. Kartu perdana selama ini berisi paket data yang nilainya lebih besar dibanding jika pemilik kartu lama mengisi ulang paket data di kartu SIM-nya.

Akibatnya pedagang kartu senang karena orang memburu kartu perdana yang dibuang kalau paket datanya habis. Padahal operator ingin kartu perdana dibuat menarik dengan berbagai promosi untuk menambah jumlah pelanggan mereka.

Baca juga : Jangan Tunggu Blokir 1 Mei, Begini Cara Registrasi Kartu Prabayar Tri

Sementara dengan 364 juta kartu seluler aktif untuk 262 juta penduduk, upaya penambahan pelanggan menjadi sangat sulit dilakukan. Kini penambahan pelanggan di satu operator bisa jadi berarti pengurangan di operator lain.

Diharapkan penjualan paket data yang terpisah dengan kartu SIM membuat orang tidak akan membeli kartu perdana, kecuali jika memang akan menjadi pelanggan baru.

Pemisahan ini semestinya tidak membuat para pedagang berkurang pendapatannya, walau penjualan kartu perdana hanya akan menjadi kegiatan sampingan. Perubahan tataniaga akan sekaligus menghapus pendapat bahwa penjualan perdana hanya memanjakan pelanggan baru, karena nantinya pelanggan lama akan juga mendapat harga paket yang sama.


Pakai finger print

Batas waktu 1 Mei dengan ancaman blokir total, tampaknya belum membuat proses registrasi tuntas akibat munculnya beberapa hal yang tidak terpikir atau diantisipasi sebelumnya. Masih perlu dicari tata cara lain yang lebih sederhana, aman dan sempurna.

Misalnya bagaimana mencegah terjadinya double hit, pendaftaran dua kali atau lebih, selain KK (kartu keluarga) yang tidak valid menurut Dukcapil padahal KK itulah satu-satunya yang dimiliki penduduk.

Banyak kita tidak paham, kartu keluarga harus diganti jika ada penggantian data, misalnya pindah alamat, status berubah karena pernikahan, ada kelahiran atau kematian, sementara NIK tidak berubah seumur hidup.

Baca juga : Hindari Blokir 1 Mei, Ini Cara Registrasi Kartu Prabayar XL dan Axis

Data yang tercatat di Dukcapil beda – sampai 45 juta – dengan data di operator karena sistem di Dukcapil mencatat setiap registrasi yang masuk walau berkali-kali, tetapi sistem di operator hanya mencatat sekali saja untuk NIK dan kartu prabayar yang sama.

Dukcapil mendapati ada 228.000 NIK yang digunakan untuk meregistrasi 133,2 juta kartu prabayar, antara lain satu NIK berhasil meregistrasi 2,2 juta nomor Indosat.

Suasana gerai Indosat Ooredo di Mal Metropolitan Bekasi, Rabu (28/2/2018). Warga menyerbu gerai seluler tersebut untuk proses registrasi ulang kartu prabayarKompas.com/Setyo Adi Suasana gerai Indosat Ooredo di Mal Metropolitan Bekasi, Rabu (28/2/2018). Warga menyerbu gerai seluler tersebut untuk proses registrasi ulang kartu prabayar
Wacana yang muncul, registrasi selain bisa menggunakan NIK, juga diharapkan tata cara yang lebih sederhana tapi super aman dengan pengenalan jejak sidik jari, finger print, yang tidak bisa dipalsu atau dipakai orang lain, tinggal masalah ponsel pelanggan yang harus 4G.

Umumnya ponsel pintar 4G -yang saat ini harganya sudah ada yang di bawah satu juta rupiah- biasanya sudah memiliki pengenalan sidik jari.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com