Pemerintah Perancis Digugat Gara-gara France.com

KOMPAS.com - Pada 1990, seorang warga Amerika Serikat keturunan Perancis bernama Jean-Noel Frydman membeli domain France.com dari Web.com.

Dia lantas menggunakan domain yang namanya melambangkan negara Perancis itu untuk menjalankan promosi turisme Perancis secara online, termasuk lewat kerja sama dengan Konsulat Jenderal dan Kementerian Luar Negeri negara yang bersangkutan.

Selama lebih dari 20 tahun Frydman menjalankan bisnis itu. Namun, pada 2015, tiba-tiba Kementerian Luar Negeri Perancis mengajukan gugatan hukum untuk mengambil domain France.com dari tangan Frydman.

Pada 2017, Pengadilan Banding Perancis memutuskan bahwa  France.com melanggar hukum merek dagang Perancis sehingga Web.com selaku registrar diminta menyerahkan fomain tersebut ke pemerintah Perancis.

Permintaan tersebut dieksekusi oleh Web.com pada 12 Maret 2018. Kepemilikan France.com beralih ke Kementerian Luar Negeri Prancis, sementara Frydman tak mendapat kompensasi ataupun pemberitahuan formal.

ArsTechnica Tampilan situs France.com selagi masih berada dalam kepemilikian Jean-Noel Frydman (kiri) tahun 2012, serta ketika sudah diambil alih pemerintah Perancis.

“Saya mungkin salah satu pelanggan mereka (Web.com) yang paling lama. Saya sudah bersama mereka selama 24 tahun,” keluh Frydman, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari ArsTechnica, Selasa (1/5/2018).

Tak mau menyerah begitu saja, pada 19 April 2018, Frydman mengajukan gugatan hukum federal di Virginia, AS,  terhadap pihak-pihak yang dinilai bertanggung jawab atas beralihnya kepemilikan France.com.

Frydman antara lain menyebut badan turisme Perancis Atout France, Kementerian Luar Negeri Perancis dan Menteri Luar Negeri Jean-Yves Le Drian dalam gugatannya. Ada pun Web.com tak termasuk pihak yang digugat.

Kelanjutan kasus ini masih belum jelas lantaran belum satu pun pihak yang digugat Frydman hadir di ruang sidang di Virginia.

Doman France.com sendiri kini digunakan oleh pemerintah Perancis untuk mempromosikan pariwisata di negeri tersebut, termasuk memberikan informasi event, obyek wisata, dan kuliner.

Baca juga : Perancis Berniat Tinggalkan WhatsApp dan Telegram