Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembobol E-mail Yahoo Divonis Lima Tahun Penjara

Kompas.com - 02/06/2018, 10:38 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Oik Yusuf

Tim Redaksi

Sumber ENGADGET

KOMPAS.com - Seorang hacker bayaran yang ikut serta dalam peretasan 500 juta akun e-mail Yahoo tahun 2014 silam, Karim Baratov, pekan ini menerima vonis lima tahun penjara.

Baratov harus membayar denda sebesar 2,25 juta dollar AS (sekitar Rp 31,2 miliar) atau sebesar 250.000 dollar AS (sekitar Rp 3,4 miliar) per tuntutan. Setelahnya, apabila dia masih memiliki aset, Baratov diwajibkan memberi ganti rugi kepada korban. Dalam persidangan, Baratov mengaku bersalah atas sembilan tuntutan kejahatan peretasan.

Setidaknya sebanyak 80 akun diretas oleh Baratov berdasarkan pesanan dari klien asal Rusia. Ia juga membobol 11.000 akun e-mail sepanjang 2010 hingga sebelum penangkapannya pada Maret 2017.

Baratov berdalih ia tidak tahu jika saat itu sedang bekerja dengan mata-mata Rusia. ia beralasan tidak pernah mengorek informasi tentang pelanggannya. Dua warga Rusia pemesan jasa Baratov inilah yang menjadi dalang peretasan e-mail Yahoo.

Nama Karim Baratov alias Karim Taloverov alias Karim Akehmet Tokbergenov pertama kali mencuat ketika dua warga negara Rusia tersebut didakwa atas pembobolan akun Yahoo. Mereka memberikan data ke Baratov yang kemudian ia eksekusi untuk diretas akun e-mailnya.

Karim BaratovTHE CANADIAN PRESS/HO-Instagram Karim Baratov
Target peretasan tersebut adalah wartawan AS dan Rusia, pejabat pemerintah dan karyawan layanan keuangan serta bisnis swasta, termasuk orang-orang yang terlibat dalam kepentingan konspirasi.

Baca juga: Pembobol E-mail Yahoo Terancam Penjara 9 Tahun

Baratov menggunakan metode phising untuk mencuri password targetnya. Metode ini biasanya mengelabui target dengan form login palsu pada situs tiruan yang serupa dengan situs aslinya.

Hasil pembobolan akun e-mail kemudian dibarter dengan uang dari pihak Rusia. Dihimpun KompasTekno dari Engadget, Sabtu (2/6/2018), pihak otoritas menaksir upah yang diterima Baratov berkisar 1,1 juta dollar AS dari pembobolan tersebut. Menurut Baratov, uang itu ia habiskan untuk membeli rumah dan mobil.

Jaksa AS, Alex G Tse menekankan adanya komitmen pemerintah untuk menindak para peretas yang sengaja dipekerjakan. Menurut Tse, peretas bukanlah pemain kecil yang bisa dianggap remeh. Mereka merupakan alat penting yang digunakan para kriminal untuk mengeksploitasi informasi pribadi secara ilegal.

"Dengan menjatuhkan vonis kurungan lima tahun ke Baratov, pengadilan mengirimkan pesan yang jelas bagi para peretas yang terlibat dalam serangan siber yang didanai oleh negara, akan mendapatkan konsekuensi yang signifikan," jelas Tse.

Baratov sendiri berjanji akan menjadi pribadi yang lebih baik setelah melalui masa hukuman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber ENGADGET
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com