Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diprotes, Google dan Pentagon Setop Proyek Militer

Kompas.com - 04/06/2018, 17:02 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Google dikabarkan tidak akan memperpanjang kontrak proyek kontroversial dengan Departemen Pertahanan AS, Pentagon. Menurut sumber dalam yang enggan disebutkan identitasnya, keputusan tersebut disampaikan CEO Google Cloud, Diane Greene dalam pertemuannya dengan karyawan Google beberapa waktu lalu.

Greene mengatakan, respons negatif dari internal Google menjadi alasan tidak diperpanjangnya kontrak dengan Pentagon yang akan berakhir pada 2019 mendatang.

Sebelumnya dilaporkan, keterlibatan Google dalam proyek Pentagon bernama "Project Maven" diprotes para pegawainya.

Sekitar 4.000 karyawan Google menandatangani petisi yang dialamatkan ke CEO Google, Sundar Pichai agar menghentikan proyek militer tersebut. Mereka menganggap jika terlibatnya Google merupakan pengkhianatan atas motto Google, "don't be evil" (jangan berbuat jahat).

Sebagai bentuk protes, belasan karyawan Google memutuskan untuk mundur dari perusahaan teknologi raksasa itu.

Baca juga: Belasan Karyawan Google Kompak Mundur

Untuk diketahui, Project Maven merupakan inisiasi Kementrian Pertahanan AS. Program ini akan menganalisis rekaman drone berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).

Proyek tersebut akan menggunakan "Wide Area Motion Imagery" (WAM) untuk mendeteksi objek asing lain, melacak gerak mereka, kemudian data tersebut diserahkan Google ke Pentagon.

Google menawarkan Kementerian Pertahanan AS untuk bisa mengakses open-source software bernama TensorFlow yang digunakan di aplikasi machine learning (ML) Google untuk bisa memahami konten gambar.

Sebagian kalangan menilai, proyek militer ini bertujuan untuk menghabisi nyawa. Beberapa periset AI khususnya, mengkhawatirkan jika kontrak proyek ini menjadi cikal bakal penggunaan teknologi dalam pembuatan senjata yang lebih canggih.

Google sempat sesumbar jika nilai kontrak Project Maven tak seberapa. Kabarnya, kontrak tersebut hanya bernilai 15 juta dollar AS (sekitar Rp 208,4 miliar) selama delapan bulan. Nilai yang terbilang kecil untuk Google yang pendapatannya tahun lalu mencapai 110 miliar dollar AS (sekitar Rp 1,529 triliun).

Karena kontribusi mereka hanya ingin menyediakan software open-source ke Pentagon semata. Namun dari bocoran e-mail yang dikirim September tahun lalu, diwartakan Gizmodo dan dihimpun KompasTekno, Senin (4/6/2018) menyiratkan hal lain.

Baca juga: Bug di Google Search Muncul Saat Mengetik the1975..com

Para bos besar Google menganggap Project Maven dengan Pentagon merupakan peluang emas untuk membuka bisnis dengan militer dan badan intelijen. Dalam e-mail tersebut juga mengungkapkan jika Google dan mitranya sedang mengembangkan algoritma ML untuk Pentagon. Tujuannya, menciptakan sistem canggih yang bisa megawasi seluruh kota.

Dua e-mail lain mengungkapkan jika pemimpin senior Google sangat mendukung Project Maven, sebab membuka peluang Google Cloud untuk memenangkan kontrak yang lebih besar dengan Pentagon.

Belum diketahui, apakah keputusan Google ini hanya untuk meredam konflik internal saja atau memang ingin berhenti terlibat dalam proyek militer untuk jangka waktu yang lebih lama. Google berjanji akan merumuskan prinsip-prinsip baru pada pekan depan, sebagai pedoman menggunakan teknologi AI untuk kontrak pertahanan dan intelijen.

Salah satu prinsipnya adalah menghalangi penggunaan AI dalam pengembangan senjata. Tapi tidak dijelaskan, bagaimana larangan tersebut bisa dijalankan dan dipraktikkan, serta apakah akan memengaruhi usaha Google dalam memburu kontrak Joint Enterprise Defense Infrastructure (JEDI) atau tidak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com