Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Facebook Beri Akses Data Pengguna ke 60 Vendor Smartphone

Kompas.com - 06/06/2018, 11:36 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Reza Wahyudi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jejaring sosial raksasa, Facebook kembali dirundung skandal privasi data pengguna. Tak berhenti di Cambridge Analytica, kali ini Facebook dilaporkan memiliki kerja sama dengan kurang lebih 60 vendor smarpthone dan tablet untuk berbagi data pengguna.

Termasuk beberapa vendor besar, seperti Apple, Amazon, Blackberry, HTC, Samsung dan lainnya.

Dari laporan New York Times yang pertama kali mewartakan isu ini, kerja sama tersebut memungkinkan fitur Facebook terintegrasi langsung dengan perangkat atau "device-integrated API" buatan 60 vendor gadget.

Integrasi tersebut memungkinkan pengguna ponsel mengirim pesan, tombol "suka" (like) atau melakukan panggilan ke teman di Facebook tanpa perlu menjalankan aplikasi Facebook.

Aplikasi BlackBerry Hub misalnya, yang menggabungkan e-mail, messaging, media sosial dan akun lainnya, disebut bisa mengumpulkan data pribadi dari 556 teman Facebook sang pengguna.

Data pribadi yang dikumpulkan termasuk data tentang agama, arah politik serta agenda-agenda yang akan mereka hadiri, tanpa perlu izin dari pengguna dan tanpa mereka sadari.

Tak hanya itu, aplikasi tersebut juga dilaporkan bisa menggali informasi lain dari 294.258 akun teman lain dari teman-teman pengguna. Skema ini kurang lebih serupa dengan yang dilakukan kuis #yourdigitallife buatan Cambridge Analytica.

"Ibaratnya seperti memasang kunci di pintu, cukup tahu bahwa si tukang kunci juga memberikan kunci ke semua teman-temannya, sehingga mereka (vendor ponsel) bisa masuk dan merampas barang-barang Anda tanpa harus izin," jelas mantan kepala Komisi Perdagangan Federal (FTC) yang kini menjadi periset dan konsultan privasi, Ashkan Soltani, dikutip dari New York Times.

Baca juga: Facebook Kebobolan Lagi, 3 Juta Data Pengguna Bocor karena Kuis Kepribadian

Laporan ini mengindikasikan pelanggaran Facebook atas regulasi yang ditetapkan Komisi Perdagangan Federal AS (FTC) tahun 2011. Aturan tersebut mengupayakan kontrol data privasi penggunanya melalui pengaturan privasi di media sosial.

Facebook mengaku kerja sama device-integrated API telah berakhir April lalu, namun dilaprokan New York Times, kerja sama tersebut masih berjalan di beberapa vendor.

Respon Facebook

Vice President of Product Partnership Facebook, Ime Archibong segera merespon isu yang berkembang. Menurutnya, Facebook mengontrol API sangat ketat. Para mitra vendor smartphone juga menandatangani perjanjian yang mencegah penyalahgunaan data pengguna seperti yang diisukan.

Archibong menambahkan jika produsen perangkat tidak dapat mengintegrasikan fitur Facebook ke perangkat mereka tanpa persetujuan penggunanya.

"Bertolak belakang dengan klaim dari New York Times soal informasi teman, seperti foto, (informasi itu) hanya bisa diakses di perangkat ketika si pengguna memutuskan sendiri untuk membagi informasinya dengan teman-temannya. Kami tidak mendapati adanya penyalahgunaan oleh perusahaan-perusahaan ini," jelas Archibong.

Archibong mengatakan jika pengujian yang ditampilkan New York Times tentang cara mitra Facebook meminta dan menerima data, adalah cara kerja pengumpulan data yang dilakukan pihak ketiga seperti aplikasi kuis buatan Cambridge Analytica.

Ia menambahkan bahwa vendor perangkat bukanlah pihak eksternal, sehingga berbeda dengan yang dilakukan pihak ketiga. Dihimpun KompasTekno dari Engadget, Rabu, (6/6/2018), program ini sebenarnya sudah ditandai sebagai isu privasi di internal Facebook, yang berarti terdapat pro dan kontra di dalamnya.

Baca juga: Facebook Didesak Pisahkan WhatsApp, Instagram, dan Messenger

"Mengejutkan bahwa praktik ini mungkin akan berlangsung hingga enam tahun mendatang dan bertentangan dengan testimoni Facebook di depan Kongres yang mengatakan jika semua ijin teman dinonaktifkan," beber Sandy Parakilas, mantan pegawai Facebook yang sempat mengepalai iklan pihak ketiga dan penyesuaian privasi.

Hingga berita ini ditulis, vendor yang disebutkan termasuk Apple dan Samsung belum memberikan komentar apapun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com