Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasca Pilkada, Konsultan IT KPU Diserang "Misscall" dan Percobaan Peretasan

Kompas.com - 28/06/2018, 16:53 WIB
Fatimah Kartini Bohang,
Reza Wahyudi

Tim Redaksi

Sumber Facebook

KOMPAS.com - Konsultan IT Komisi Pemilihan Umum (KPU), Harry Sufehmi, diserang missed call bertubi-tubi dari nomor tak dikenal. Hal tidak menyenangkan ini berlangsung sejak Rabu (27/6/2018) malam kemarin, sekitar pukul 24.00 WIB.

“Kalau sulit kontak saya hari ini, mohon maaf karena saya mendapat ratusan misscall per jam dari nomor-nomor Amerika,” kata dia melalui akun Facebook personalnya.

Bukan cuma itu, Harry juga menyebutkan ada peretas yang mencoba menjebol akun Telegramnya. Ia menerima SMS yang isinya berupa kode otentikasi untuk masuk (login) ke Telegram.

“(Dengan SMS hack), SMS kita bisa diakses orang lain, sehingga kemudian bisa dipakai untuk menjebol Facebook, WhatsApp, Telegram, mobile banking juga?” ia menuturkan.

Untungnya Harry tak termakan jebakan SMS otentikasi Telegram tersebut. Perkara serbuan missed call, ia pun segera mengunduh aplikasi “Truecaller” untuk memblokir semua nomor berawalan “+100”.

Konsultan IT KPU, Harry Sufehmi, mendapat teror missed call dan ancaman peretasan akun via SMS, pasca Pilkada serentak.Harry Sufehmi Konsultan IT KPU, Harry Sufehmi, mendapat teror missed call dan ancaman peretasan akun via SMS, pasca Pilkada serentak.

Pasalnya, hampir semua nomor tak dikenal yang mencoba menghubunginya berawalan +100. Kendati demikian, pemblokiran ini tak lantas menyudahi masalah Harry.

Menurut dia, saking banyaknya nomor berawalan +100 yang hendak masuk dan diblokir, baterai ponselnya cepat habis. Ia pun terpaksa harus menonaktifkan kartu SIM-nya.

“Koneksi internet via Wi-Fi saja,” ujarnya.

Belasan jam diteror dengan SMS otentikasi Telegram dan ratusan missed call per jam, Harry mengaku kembali mendapat ancaman peretasan. Sekitar pukul 12.00 WIB, ia menerima SMS otentikasi WhatsApp.

KompasTekno mencoba menghubungi Harry Sufehmi untuk update lebih lanjut, tetapi belum ada respons. Sedangkan, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) belum bersedia menanggapi insiden ini.

“Kami tidak bisa komentar sebelum tim Kominfo melakukan investigasi forensik,” ujar Dirjen Aptika Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan, dalam pesan singkat kepada KompasTekno.

Harry Sufehmi diketahui sebagai konsultan IT KPU untuk Pemilihan Umum Presiden RI 2019 mendatang. Ia menegaskan tak mengurusi Pilkada 2018.

Baca juga: Kicauan #RecehkanPilkada Jadi Penyejuk Pilkada 2018

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Facebook
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com