Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Tingkat Kecanduan Warga Singapura terhadap Gadget

Kompas.com - 04/07/2018, 14:19 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Reza Wahyudi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Lebih dari separuh warga Singapura mengaku tidak bisa lepas dari smartphone meski itu hanya sehari saja. Setidaknya begitu isi laporan State of Digital Lifestyle dari Limelight Networks.

Selain Singapura, riset ini melibatkan responden dari sembilan negara yang akan menanyakan bagaimana interaksi mereka dengan digital media dan pengaruh teknologi bagi kehidupan mereka.

Hasilnya, sebanyak 83 persen warga Singapura berpendapat jika teknologi digital memiliki dampak positif bagi kehidupan mereka.

Perangkat pertama yang paling berpengaruh bagi warga Singapura adalah smartphone, di mana 58 persen warga Singapura mengaku sangat kecanduan dengan perangkat tersebut.

Komputer desktop dan laptop menjadi perangkat kedua terfavorit, di mana 36 persen warga tidak bisa lepas dari perangkat itu bahkan cuma sehari.

Sementara untuk perangkat asisten digital, seperti Amazon Echo dan Google Home, baru dimiliki 14 persen warga Singapura.

Dari jumlah tersebut, hanya 35 persen pemilik asisten digital yang sepenuhnya percaya untuk mendapatkan informasi yang diberikan, seperi cuaca, berita dan penelitian.

Sementara sepertiga atau 28 persennya, lebih percaya terhadap asisten digital untuk belanja online dan hanya 24 persen yang mempercayakan perangkat tersebut untuk home automation.

Tingginya tingkat konsumsi teknologi digital di Singapura dibarengi dengan kewaspadaan akan tingkat kemanan yang tinggi pula. Secara global, penduduk Singapura menitikberatkan kewaspadaan terhadap keamanan dan potensi peretasan di perangkat asisten digital, yakni sebesar 51 persen.

Diikuti tingkat kewaspadaan perangkat keamanan, produk home automation 42 persen, serta perangkat pelacak kesehatan dan olahraga denga tingkat kewaspadaan 30 persen. Konsumsi digital yang tinggi juga memengaruhi media di sektor hiburan.

Sebanyak 48 persen warga Singapura lebih menyukai mendengarkan musik melalui streaming. Sementara untuk streaming film dan acara televisi lebih banyak digemari yakni 64 persen. Persentase tersebut lebih besar dibanding negara manapun di Asia. Mereka pun tidak segan membayar untuk bisa menikmati hiburan tersebut.

Baca juga: Singapura Pelihara Robot Angsa untuk Awasi Kualitas Air

Berbanding terbalik dengan konsumsi streaming film dan acara televisi, warga Singapura cukup enggan membayar lebih untuk mengunduh atau streaming konten digital lain.

"Konsumen menjadi lebih bergantung pada teknologi digital baik dalam kehidupan personal maupun profesional untuk informasi, hiburan, dan meningkatkan kepercayaan sehari-hari," jelas direktur regional Limelight Networks, Jaheer Abbas, sebagaimana KompasTekno dari Telecom Asia, Rabu (4/7/2018).

Ia menambahkan jika banyaknya pilihan akses digital dan tingginya ketergantungan akan informasi yang mereka dapat dari perangkat, ikut meningkatkan harapan konsumen di Singapura.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com