Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024

WhatsApp Anggarkan Rp 700 Juta bagi Peneliti Hoaks

Kompas.com - 06/07/2018, 10:46 WIB

KOMPAS.com - Sulitnya membendung penyebaran berita serta isu hoaks yang tersebar lewat pesan berantai WhatsApp, membuat perusahaan ini pusing tujuh keliling. Sampai-sampai, WhatsApp menyatakan siap untuk menggelontorkan dana ratusan juta demi mencegah penyebaran hoaks.

Perusahaan yang diakuisis oleh Facebook pada 2014 lalu itu menyiapkan dana sebesar 50.000 dollar AS, atau sekitar Rp 700 juta untuk peneliti yang tertarik memelajari sebab-akibat, serta aspek lain seputar penyebaran kabar hoaks di WhatsApp. Khususnya cara pencegahan agar kabar hoaks ini tak memakan korban.

Dikutip KompasTekno dari Mashable, Jumat (6/7/2018), pernyataan ini dilontarkan setelah WhatsApp mendapat tuntutan dari pemerintah India agar mau terlibat dalam upaya meminimalisasi penyebaran kabar hoaks lewat pesan instan.

Tuntutan ini diberikan setelah beberapa waktu lalu dua orang warga India tewas karena pengeroyokan massal yang dipicu oleh kabar hoaks.

"WhatsApp akan memberi penghargaan untuk para peneliti yang tertarik mengeksplorasi isu-isu terkait dengan kesalahan informasi yang tersebar di WhatsApp," tulis WhatsApp dalam pernyataan resminya.

Baca juga: Hoaks Penjual Organ Tubuh Viral di WhatsApp, Picu Kekerasan Massal di India

"Kami akan serius memertimbangkan proposal dari setiap ilmu sosial dan perspektif teknologi yang mengusulkan proyek untuk memperkaya pemahaman kita tentang masalah kesalahan informasi ini di WhatsApp," lanjut mereka.

Berita atau kabar palsu memang menjadi hal mendesak untuk segera diatasi. Meski sulit, WhatsApp sebagai salah satu platform yang kerap digunakan untuk menyebar berita palsu harus segera mengambil tindakan.

Facebook sebagai induk dari WhatsApp sudah kini telah melakukan serangkaian tindakan demi meminimalisasi berita hoaks yang tersebar di media sosial ini.

Facebook bekerja sama dengan media massa terverifikasi di setiap negara meluncurkan "Fact Checker" untuk mengecek keabsahan data dan fakta yang tersebar luas di lini massa.

Bukan tak mungkin WhatsApp pun akan melakukan hal serupa. Namun sejatinya perlakuan dan tindakan tegas untuk menekan kabar hoaks ini berbeda antara WhatsApp dan Facebook. Pasalnya kedua platform ini memiliki karakteristik yang berbeda pula.

Baca juga: India Minta WhatsApp Pasang Filter Berita Hoaks

Meski begitu, platform memang tidak bisa lepas tangan begitu saja dengan maraknya penyebaran kabar hoaks ini. Apalagi jika hoaks tersebut kemudian memakan korban jiwa seperti yang terjadi di India.

Perlu dilakukan kerjasama antara pemerintah, masyarakat serta platform agar kabar hoaks tidak serta merta beredar dengan leluasa begitu saja.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sumber MASHABLE
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke