Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Genap Dua Tahun, Game Pokemon Go Raup Rp 25 Triliun

Kompas.com - 09/07/2018, 15:27 WIB
|
Editor Oik Yusuf

KOMPAS.com - Dua tahun sudah berlalu sejak Pokemon Go dirilis pada awal Juli 2016. Popularitasnya kini memang tak setinggi saat pertama kali diluncurkan. Namun game mobile besutan Niantic ini terbukti tetap mampu meraup sejumlah besar uang.

Pada tahun pertama, misalnya, Pokemon Go menorehkan pendapatan yang fantastis, sebesar 1,2 miliar dollar AS. Ini berlanjut di tahun keduanya, saat pendapatan Pokemon Go tercatat 1,8 miliar dollar AS atau setara Rp 25,8 triliun. Jumlah tersebut merupakan kumulatif pendapatan Pokemon Go sejak debutnya,

Angka pendapatan itu, menurut riset dari Sensor Tower, berasal dari pengguna Android yang menyumbang hingga 58 persen. Sedangkan 42 persen sisanya tentu saja berasal dari perangkat iOS.

"Amerika Serikat dan Jepang menjadi tempat di mana para pemain banyak menghabiskan uang untuk permainan ini. Selain itu ada pula negara lain seperti Jerman, Inggris Raya dan Taiwan yang masuk jajaran lima besar," tulis peneliti Sensor Tower, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari The Next Web, Senin (9/7/2018).

Lima negara sumber pendapatan terbesar bagi game Pokemon Go, berdasarkan data SensorTower. SensorTower Lima negara sumber pendapatan terbesar bagi game Pokemon Go, berdasarkan data SensorTower.

Jika melihat dari data, Amerika Serikat memang menjadi penyumbang terbesar pendapatan ini dengan angka mencapai 607 juta dollar AS. Sedangkan di negara asal Pokemon, Jepang, Pokemon Go menghasilkan uang sebesar 500 juta dollar AS.

Baca juga: Game "Pokemon Quest" Resmi Hadir di Android dan iOS

Angka ini membuat Pokemon Go masih bertahan di jajaran 10 besar game paling menghasilkan. Pada Juni lalu Pokemon Go berada pada peringkat 9 dengan angka penghasilan mencapai 70 juta dollar AS di seluruh dunia.

Hal ini menandakan bahwa meski popularitas game Pokemon Go menurun, masih banyak pemain yang loyal dan bahkan tak segan-segan menghabiskan banyak uang demi mengoleksi Pokemon idamannya.

Selama ini Niantic memang terus menerus melakukan pembaruan pada Pokemon Go baik itu melalui fitur maupun karakter Pokemon yang semakin kaya. Ini dilakukan agar pemain tak merasa bosan dan terus tertantang untuk mengumpulkan beragam jenis Pokemon.

Sebagaimana kita ingat pada saat pertama kali diluncurkan, game ini mendapat sambutan yang luar biasa. Di Indonesia pun popularitas Pokemon Go tak kalah dengan negara lain. Sayang hal ini tak berlangsung lama.

Meski demikian, menurut firma riset SuperData, belakangan ini, tepatnya hingga Juni 2018, jumlah pemain Pokemon Go tercatat kembali naik hingga titik tertinggi sejak puncak popularitas pada 2016.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com