Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sisi Lain di Balik Menterengnya Kerja di Google

Kompas.com - 01/08/2018, 20:13 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pada Maret lalu, LinkedIn menempatkan perusahaan induk Google, Alphabet di posisi kedua, sebagai perusahaan yang paling banyak diincar warga Amerika Serikat untuk bekerja.

Namun, di balik hingar bingar bekerja di raksasa Silicon Valley tersebut, ada sisi lain yang belum banyak diketahui. Sebuah laporan dari Bloomberg mengatakan jika Google lebih banyak merekrut karyawan kontrak dibanding karyawan permanen.

Untuk pertama kalinya dalam sejarah berdirinya Google selama 20 tahun, jumlah karyawan kontrak melebihi karyawan tetap. Data ini diperoleh dari sumber dalam yang mengakses basis data internal perusahaan search engine itu.

Pegawai kontrak Google ditandai dengan lencana berwarna merah, sementara pegawai tetap memiliki lencana putih.

Mereka mengisi berbagai posisi mulai dari bertugas menyajikan makanan, membersihkan kantor, menuliskan kode, menangani panggilan sales, merekrut pegawai, melakukan screening YouTube, menguji coba mobil tanpa awak milik Google, dan bahkan mengelola semua manajemen tim.

Mereka memang bekerja di perusahaan terkaya ketiga di dunia versi Fortune ini, namun peluang karir dan keuntungan lain secara prbadi sangat sedikit di dapat dibanding para pekerja tetap.

Baca juga: Berapa Gaji Rata-rata Karyawan Google?

Hal ini membuat lingkungan kerja Google terbagi menjadi dua kasta, yakni pekerja tetap di kelas atas dan pekerja kontrak di kasta kedua.

"Mereka (pekerja kontrak) merasa terisolasi dan seperti warga kelas kedua," terang salah satu advokat grup Coworker.org, Yana Calou.

Secara pendapatan, pegawai kontrak juga memperoleh sedikit imbalan dari perusahaan dibanding pegawai tetap.

Maria Noel Fernandez, direktur kampanye Silicon Valley Rising, sebuah kelompok serikat pekerja yang mengadvokasi buruh mengatakan, boleh jadi mereka bekerja di perusahaan kaya, namun mereka bukan bagian dari kekayaan Google.

"Banyak pekerja yang tidak memiliki suara. Mereka belum tentu mendapatkan manfaat dari bekerja di sebuah perusahaan teknologi besar dan mentereng ini," jelas Fernandez.

Dilansir KompasTekno dari Seattle Times, Rabu (1/8/2018), Google memberikan nama sendiri bagi para pekerja kontrak, yakni TVC yang merupakan kepanjangan dari "temps, vendors and contractors".

Mereka dipekerjakan oleh pihak agensi luar, termasuk dari Adecco Group, Cognizant Technology Solution, dan Randstad.Sayangnya, Google menolak blak-blakan soal berapa agensi yang digunakan untuk merekrut pekerja sementara tersebut.

Sementara para mantan pekerja kontrak dan tetap Google, menolak untuk memberikan keterangan karena tak ingin membahayakan pekerjaan mereka. Namun mereka memiliki rencana untuk mendiskusikan isu pekerja kontrak ke manajemen Google.

Beberapa perusahaan Silicon Valley lain, seperti Apple dan Facebook juga bergantung pada pekerja kontrak yang terus menerus ada. Sebab, merekrut pegawai kontrak bisa menekan jumlah pekerja tetap.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadwal MPL S13 Pekan Ini, Evos Glory Vs Onic Esports

Jadwal MPL S13 Pekan Ini, Evos Glory Vs Onic Esports

Game
Huawei Pura 70 Ultra Meluncur, Lensa Kamera Bisa Keluar-Masuk

Huawei Pura 70 Ultra Meluncur, Lensa Kamera Bisa Keluar-Masuk

Gadget
Huawei Pura 70, 70 Pro, dan 70 Pro Plus Meluncur, Debut Smartphone Pura Series

Huawei Pura 70, 70 Pro, dan 70 Pro Plus Meluncur, Debut Smartphone Pura Series

Gadget
Penampakan HP Non-Nokia Pertama dari HMD Global, Ada Dua Versi

Penampakan HP Non-Nokia Pertama dari HMD Global, Ada Dua Versi

Gadget
Apple Investasi Rp 255 Triliun di Vietnam, di Indonesia Hanya Rp 1,6 Triliun

Apple Investasi Rp 255 Triliun di Vietnam, di Indonesia Hanya Rp 1,6 Triliun

e-Business
Samsung Perkenalkan Memori LPDDR5X Terkencang untuk Ponsel dan AI

Samsung Perkenalkan Memori LPDDR5X Terkencang untuk Ponsel dan AI

Hardware
Penerbit 'GTA 6' PHK 600 Karyawan dan Batalkan Proyek Rp 2,2 Triliun

Penerbit "GTA 6" PHK 600 Karyawan dan Batalkan Proyek Rp 2,2 Triliun

Game
TikTok Notes, Aplikasi Pesaing Instagram Meluncur di Dua Negara

TikTok Notes, Aplikasi Pesaing Instagram Meluncur di Dua Negara

Software
HP Vivo T3X 5G Meluncur dengan Snapdragon 6 Gen 1 dan Baterai Jumbo

HP Vivo T3X 5G Meluncur dengan Snapdragon 6 Gen 1 dan Baterai Jumbo

Gadget
Siap-siap, Pengguna Baru X Twitter Bakal Wajib Bayar Buat 'Ngetwit'

Siap-siap, Pengguna Baru X Twitter Bakal Wajib Bayar Buat "Ngetwit"

Software
Daftar Paket Internet eSIM Telkomsel, PraBayar, Roaming, Tourist

Daftar Paket Internet eSIM Telkomsel, PraBayar, Roaming, Tourist

e-Business
8 Cara Mengatasi Kode QR Tidak Valid di WhatsApp atau “No Valid QR Code Detected”

8 Cara Mengatasi Kode QR Tidak Valid di WhatsApp atau “No Valid QR Code Detected”

e-Business
Ramadhan dan Idul Fitri 2024, Trafik Internet Telkomsel Naik 12 Persen

Ramadhan dan Idul Fitri 2024, Trafik Internet Telkomsel Naik 12 Persen

Internet
Tampilan Baru WhatsApp Punya 3 Tab Baru, “Semua”, “Belum Dibaca”, dan “Grup”, Apa Fungsinya?

Tampilan Baru WhatsApp Punya 3 Tab Baru, “Semua”, “Belum Dibaca”, dan “Grup”, Apa Fungsinya?

Software
HMD Perkenalkan Boring Phone, HP yang Dirancang 'Membosankan'

HMD Perkenalkan Boring Phone, HP yang Dirancang "Membosankan"

Gadget
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com