Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Sedang Lesu, Mengapa Samsung Luncurkan Tablet Rp 11 Juta?

Kompas.com - 03/08/2018, 07:31 WIB
Oik Yusuf,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dibanding smartphone yang hingar bingar, pasaran tablet terbilang sepi, bahkan cenderung terus menurun selama lebih dari tiga tahun terakhir.

Jo Semidang, IT and Mobile Marketing Director Samsung Electronics Indonesia selaku salah satu vendor gadget terbesar, mengakui bahwa pasar tablet memang sedang “stagnan” selagi konsumen mengalami pergeseran preferensi ke arah perangkat berharga lebih mahal.

“Beberpa segmen menurun. Kami perhatikan, (tablet) yang penjualannya naik adalah kategori premium,” ujar Jo di sela acara Media Experience Samsung Galaxy Tab S4 di Jakarta, Kamis (2/8/2018).

Kategori premium yang dimaksud oleh Jo adalah tablet dengan banderol harga Rp 8 juta ke atas. Di segmen ini, dia mengklaim Samsung masih menguasai pasar dengan pangsa sekitar 60 persen.

Tapi mengapa konsumen kini cenderung memilih tablet berharga mahal? Jawabannya berkenaan dengan posisi tablet yang kian terjepit oleh smartphone yang ukuran layarnya semakin lebar, dan laptop selaku perangkat di atas tablet dari segi ukuran fisik.

Baca juga: Samsung Galaxy Tab S4 Dijual Rp 11 Juta di Indonesia

“Konsumen itu kalau tidak ada alasan kuat untuk memiliki tablet, mereka akan pilih smartphone saja atau laptop,” imbuh Jo.

Gabungan produktivitas dan hiburan

Samsung berupaya menarik konsumen lewat tablet terbarunya, Galaxy Tab S4, dengan menggabungkan aspek produktivitas dan entertainment dalam satu perangkat.

Berbekal stylus dan kemampuan berubah wujud menjadi serupa komputer lewat fitur Samsung Dex, Galaxy Tab S4 coba menawarkan diri sebagai alat untuk bekerja.

Di sisi lain, kebutuhan hiburan ditunjang oleh layar Super AMOLED selebar 10,5 inci, audio Dolby Atmos dengan empat speaker, baterai 7.300 mAh berdaya tahan hingga 15 jam untuk playback video, dan chipset bertenaga Snapdragon 845.

IT and Mobile Marketing Director Samsung Electronics Indonesia Jo Semidang (kanan), serta CEO dan Founder Jouska Financial Advisor, Aakar Abyasa Fidzuno berfoto usai acara Media Experience Samsung Galaxy Tab S4 di Jakarta, Kamis (2/8/2018).KOMPAS.com/Oik Yusuf Araya IT and Mobile Marketing Director Samsung Electronics Indonesia Jo Semidang (kanan), serta CEO dan Founder Jouska Financial Advisor, Aakar Abyasa Fidzuno berfoto usai acara Media Experience Samsung Galaxy Tab S4 di Jakarta, Kamis (2/8/2018).

Konsekuensinya, harga Galaxy Tab S4 melambung jadi Rp 11 juta, belum termasuk aksesori cover keyboard yang harus dibeli terpisah seharga Rp 1,6 juta. Aksesori ini merupakan pelengkap vital apabila Galaxy Tab S4 akan diberdayakan sebagai alat kerja.

Jo mengatakan, pendekatan “ekstrem” dengan membuat tablet secanggih mungkin ini memang sengaja dilakukan oleh Samsung untuk mengisi segmen atas yang diminati konsumen.

Harapannya, konsumen akan memandang harga tinggi sang tablet memang layak ditebus lantaran ia menawarkan banyak fungsi sekaligus.

“Orang itu beli either paling murah atau paling canggih sekalian. Ini (Galaxy Tab S4) jadinya worth it. Tidak ada kompromi baik untuk produktivitas ataupun entertainment,” pungkas Jo.

14 kuartal berturut-turut

Sementara itu, firma riset pasar International Data Corporation (IDC) beberapa waktu lalu mengungkapkan bahwa pasaran tablet dunia kembali mengalami penurunan pada kuartal pertama 2018.

Penurunan tersebut sejauh ini sudah terjadi selama 14 kuartal berturut-turut, atau sepanjang 3,5 tahun terakhir. Dibandingkan kuartal yang sama tahun lalu, angka pengapalan tablet jeblok 13,9 persen, dari 35,8 juta unit menjadi 31,7 juta unit.

Baca juga: Amazon Salip Samsung di Tengah Lesunya Pasaran Tablet

Berdasarkan laporan IDC, pada kuartal pertama 2018, Samsung menduduki urutan kedua dengan penguasaan pasar tablet global sebesar 16,7 persen. Puncak klasemen masih diduduki Apple dengan market share 28,8 persen.

Urutan ketiga dan keempat masing-masing diduduki oleh Huawei dan Lenovo yang mencatat pangsa pasar 10 persen dan 6,6 persen. Lalu, posisi kelima ditempati oleh Amazon.

Sebagai perbandingan, pengapalan smartphone global dalam periode yang sama di kuartal pertama 2018 mencapai 334,3 juta unit atau lebih dari 10 kali angka shipment tablet.

IDC mencatat, pengapalan smartphone turut mengalami penurunan secara year-on-year, meski tidak sebesar tablet, yakni 2,9 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com