Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024

Begini Cara WhatsApp Cari Duit dari Layanan "Business"

Kompas.com - 03/08/2018, 09:33 WIB

KOMPAS.com - Pada awal 2018, aplikasi pesan singkat WhatsApp meresmikan layanan khusus untuk para pebisnis yang dinamai “WhatsApp Business”. Tujuannya mempermudah pebisnis berkomunikasi dengan pasarnya, sekaligus memonetisasi layanan yang selama ini gratis.

Kini, WhatsApp menerapkan sistem antarmuka baru pada Business untuk mendorong penetrasi dan menambah pemasukan. Ada tiga tool yang digencarkan, seperti apa?

Pertama, meminta informasi yang diperlukan. Ketika pengguna membutuhkan konfirmasi pengiriman barang atau boarding pass, bisa menyerahkan nomornya ke situs perusahaan yang bersangkutan.

Selanjutnya, perusahaan akan bergegas memberikan informasi-informasi penting via WhatsApp. Kecepatan komunikasi lewat WhatsApp Business diklaim lebih cepat ketimbang menelpon customer service atau mengirim email.

Baca juga: Begini Cara Video Call 4 Orang Bersamaan di WhatsApp

Kedua, memulai percakapan dengan tombol “click-to-chat”. Tombol ini tersedia pada situs atau akun Facebook perusahaan yang bekerja sama dengan WhatsApp Business.

Ketika menekan tombol click-to-chat, Anda tak perlu menyimpan nomor perusahaan yang bersangkutan. Anda bisa langsung memulai chat dengan admin WhatsApp-nya dan menanyakan hal-hal yang ingin Anda ketahui.

Ketiga, mendapat dukungan secara real-time. Perusahaan bisa menyediakan solusi-solusi praktis atas keluhan pengguna atau tutorial dan pengenalan mendalam terkait produk yang mereka jajakan melalui fitur ini.

Untuk setiap pesan yang dikirim perusahaan ke target market mereka, WhatsApp mengenakan biaya 0,5 hingga 9 sen (Rp 71 hingga Rp 1.200), berdasar lokasi.

“Perusahaan akan membayar setiap pesan yang mereka kirim, sehingga tak berantakan ketika sampai ke pengguna,” begitu tertera pada blog resmi WhatsApp, sebagaimana dihimpun KompasTekno, Jumat (3/8/2018).

Baca juga: Apa Perbedaan WhatsApp Business dan WhatsApp Messenger?

Semua pesan antara perusahaan dan pasarnya pun bakal diamankan dengan enkripsi end-to-end. Jika tak berkenan, pengguna juga bisa memblok akun perusahaan semudah memblok akun biasa.

Sejauh ini WhatsApp belum tertarik memonetisasi layanannya dengan membubuhkan iklan. Hal ini untuk menjaga kenyamanan pengguna dalam berinteraksi. Apakah model bisnisnya akan terus mengandalkan pada WhatsApp Business? Kita lihat saja ke depannya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke